Featured Posts
Paud, Jembatan Keunikan Anaktuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya.....
Kunci Penting Kembangkan Bakat AnakBAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya....
Pengembangan Bakat Disesuaikan dengan Kebutuhan AnakKUNCI lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan bakat anak adalah dengan selalu berpijak pada kebutuhan anak....
Dari lahir hingga 4 bulan
Lakukan aktivitas:
* Membaca untuknya,
* Membuat mimik wajah yang berlainan,
* Mengelitikinya,
* Memindahkan obyek yang dilihat bayi perlahan-lahan,
* Menyanyikan lagu anak-anak dengan frase yang diulang,
* Menceritakan aktivitas Anda saat bersamanya. Misal; "Adik sudah mandi, sudah wangi. Sekarang Mama taburin minyak telon di perut Adik supaya hangat. Sekarang Mama mau kasih bedak di badan Adik supaya wangi."
Usia 4-6 bulan
* Bantu bayi untuk memeluk boneka binatang,
* Tumpuk barang-barang seperti blok plastik dan biarkan si kecil menjatuhkannya,
* Mainkan musik dengan ritme berbeda,
* Tunjukkan buku dengan warna-warni terang kepada si bayi,
* Biarkan si bayi mengenal barang dengan tekstur yang berbeda.
Usia 6-18 bulan
* Bicaralah dan berinteraksi berhadapan untuk meningkatkan koneksi antara suara dan kata-kata,
* Tunjuk orang-orang yang ia kenal dan sering lihat sambil mengulang namanya,
* Nyanyikan lagu-lagu dengan kalimat berulang serta gerakan tangan,
* Bermain petak umpet yang ringan, seperti menutup matanya atau menutup wajah Anda dan kejutkan ia dari balik kain dan sebagainya.
Usia 18-24 bulan
* Main tunjuk bendanya. Misal, "Mana mobil berwarna merah? Mana permen warna hijau?" Atau, Anda bisa memintanya mengambilkan barang yang ada dekatnya, misal, "Mama minta tolong diambilkan bedaknya, dong, Dik."
* Bicaralah langsung kepada si bayi secara langsung,
* Kenalkan si anak kepada alat-alat menulis, seperti krayon dan kertas,
* Tanyakan pertanyaan "dimana dan apa" saat membacakan dongeng untuk anak,
* Dorong anak untuk bermain mandiri dengan mainan favoritnya.
Usia 24-36 bulan
* Berikan pujian pada anak dan dorongan saat ia bermain untuk melatih kemampuan motoriknya,
* Dorong ia dengan memberitahunya cara lain dalam menggunakan mainannya,
* Bantu anak untuk melakukan kegiatan harian, seperti bermain bicara di telepon, mengendarai mobil, mengadakan acara minum teh,
* Saat membaca buku, ajak si anak untuk ikut dalam ceritanya dengan menanyakan pertanyaan berhubungan dengan cerita, tunjukkan kata-kata pada saat membaca pada anak, sambil membantunya mengenali arti kata itu sambil didemonstrasikan jika memungkinkan.
Usia 3-5 tahun
* Ajarkan untuk berbagi dengan contoh,
* Mainkan permainan papan untuk mengajarkan tentang peraturan dan keahlian,
* Batasi waktu menonton televisi menjadi 1-2 jam per hari dan menontonlah bersama si kecil untuk membuatnya menjadi acara yang interaktif,
* Saat si kecil makin mahir, tawarkan pilihan yang sederhana, misal, memilih mau membaca buku atau bermain puzzle,
* Batasi penggunaan kata "jangan" dan dorong ia untuk mengeksplorasi dan mendorong keingintahuannya,
* Berikan rasa hormat dan perhatian, serta tunjukkan kesabaran saat si kecil berusaha menjelaskan pengalamannya,
* Sisihkan waktu setiap hari bersama si kecil untuk mendiskusikan apa saja yang telah ia lalui hari itu, dan dorong si kecil untuk menjelaskan dan mengeksplorasi pengalaman barunya.
-kompas.com-
Sebuah proyek penelitian Universitas Griffith menganalisa lebih 10 ribu anak lima tahun ke bawah untuk mengetahui pengaruh berenang terhadap perkembangan fisik, sosial, intelektual, dan kemampuan bahasa.
Seperti dilansir dari Times of India, Profesor Robyn Jorgensen mengatakan bahwa anak yang memiliki rutinitas berenang cenderung lebih percaya diri dibandingkan dengan anak seusianya yang tak memiliki rutinitas tersebut.
Penelitian ini sudah berjalan setidaknya dua tahun untuk merekam perkembangan anak-anak selama belajar berenang. "Data awal yang kami dapat memberikan kabar perkembangan cukup positif," katanya. "Bahkan anak-anak yang ikut sekolah berenang terlihat berkembang lebih bagus dalam kehidupannya."
Jorgensen mengatakan penelitian juga memantau 60 perenang muda yang diambil secara acak dari sejumlah sekolah di Australia untuk mendukung penelitian. Berdasarkan penelitian, anak yang sejak kecil diajarkan berenang memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diajari berenang sejak kecil.
Cara terbaik untuk mengajar anak tata krama adalah dengan memberinya contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. Berikut ini ada beberapa aktivitas yang dapat Anda manfaatkan untuk membimbingnya ke arah yang positif, seperti dikutip dari Modern Mom.
Lewat buku
Membaca buku bersama anak merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengajarkan sikap sopan santun. Ketika memilih sebuah buku untuk anak, pilihlah yang sesuai dengan usia dan karakter yang dikaguminya.
Agar si kecil makin tertarik, pilihlah buku-buku yang mudah dicerna, berwarna, dan banyak gambarnya. Sekarang ini, hampir semua toko buku menyediakan ragam buku mengajarkan sopan santun untuk anak.
Sambil bermain
Mengadakan pesta minum teh di rumah memungkinkan Anda untuk mengajarkan anak-anak Anda, misalnya mengenai bagaimana mengatur meja, sampai tempat duduk.
Sementara anak-anak yang lebih muda bisa belajar sopan santun, anak-anak yang lebih tua dapat menikmati manfaat pesta teh. Mereka akan belajar banyak hal, menyajikan makanan di meja yang benar, meminta sesuatu yang berada di seberang meja, dan bagaimana menyudahi makanan.
Setelah Anda merasa ada kemajuan etiket etiket pada anak-anak, coba pertimbangkan untuk mengajak mereka menghadiri pesta minum teh secara formal.
Bermain sandiwara
Seni peran, misalnya main sandiwara, efektif untuk mengajarkan sopan santun pada si kecil. Untuk mengajarkan perilaku anak Anda melalui bermain peran, berikan contoh dialog, lalu jelaskan skenarionya.
Sebagai contoh, jika Anda ingin mengajarkan si kecil untuk selalu mengatakan "tolong," jelaskan apa pentingnya mengatakan kata itu dan pada situasi seperti apa harus mengatakannya pada orang lain.
Atau, ketika Anda ingin membiasakan si kecil mengatakan “terima kasih,” caranya Anda bisa menyerahkan mainan kepadanya. Lalu mendorong dia mengatakan “terima kasih.” Jangan lupa, Anda merespon dengan mengatakan “terima kasih kembali.”
Banyak hal soal etiket yang bisa Anda masukkan dalam permainan peran ini. Yang penting lagi, pastikan juga bahwa peran anak dalam permainan sandiwara ini sesuai dengan usianya.
-vivanews.com-
Ketika Anda melihat si kecil berbuat kenakalan, entah itu di rumah, saat jalan-jalan di mal, atau ketika berkunjung rumah tetangga, mungkin secara refleks Anda akan berteriak, “Berhenti!” Atau, bisa jadi Anda akan memukul si kecil agar tidak melanjutkan perbuatannya.
Tahukah Anda, menurut pakar psikologi anak, menangani anak nakal dengan cara berteriak atau memukul dapat menimbulkan efek negatif pada emosi si kecil. Agar disiplin bisa dilatih sejak dini, kenali cara lain yang lebih efektif untuk buah hati Anda, seperti dikutip dari laman Modern Mom.
Beda usia, beda cara
Pertimbangkan usia anak Anda. Cara menanamkan disiplin pada anak tidak sama di tiap usia. Beda usia, beda cara. Misalnya, untuk anak berusia 15 bulan, Anda bisa menggunakan cara pengalihan perhatian untuk membuatnya disiplin. Berbeda dari anak usia yang lebih muda atau lebih tua dari itu, Anda mengabaikan mereka jika merengek-rengek atau bertindak tidak tepat, untuk mendapatkan perhatian Anda.
Beri contoh
Contohkan perilaku yang baik agar si kecil menirunya. Menurut penelitian, teknik itu selalu direspon baik oleh anak-anak. Sebab, memberi si kecil contoh dari apa yang harus dilakukan, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Anak-anak lebih mudah meniru perilaku orang dewasa. Mereka lebih mudah menerima pendekatan itu dari pada diberi tahu apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Berpegang pada aturan
Tetaplah berpegang pada aturan yang Anda tetapkan untuk buah hati. Setelah memberitahu harapan Anda pada si kecil, hal ini akan memperkuat perilaku yang ingin Anda lihat dari si kecil.
Beri penghargaan
Anda harus ingat untuk selalu menghargai anak Anda setiap kali dia menunjukkan perilaku baik. Lontarkan pujian kepada si kecil tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga menawarkan hadiah favoritnya. Si kecil tentu akan merasa Anda benar-benar bangga pada dirinya sendiri.
Ungkapkan ketidaksetujuan Anda
Selalu ungkapkan pendapat Anda jika Anda merasa tingkahnya tidak tepat. Jelaskan kepadanya tentang perilaku yang tidak baik itu. Mengekspresikan pendapat Anda merupakan pendidikan keluarga yang bagus. Ini akan efektif mengubah perilaku si kecil.
Konsekuensi
Jika anak tidak disiplin atau melakukan kesalahan untuk pertama kalinya, segera ungkapkan kalau ia bersalah. Hal itu untuk menghindari ia melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Katakan juga padanya setiap kesalahan memiliki konsekuensi, salah satunya adalah hukuman. Hukuman bisa berupa tidak mengizinkannya menonton televisi beberapa hari atau memotong uang jajannya sementara waktu.
Jangan berikan hukuman fisik seperti memukul, hal itu hanya akan menimbulkan trauma dan bisa meregangkan hubungan Anda dengannya. Memberikan hukuman atau konsekuensi atas kesalahan anak juga melatih perkembangan psikologisnya. Mereka jadi lebih peka dan berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu kesalahan.
Seperti dikutip dari Times of India, temuan ini berdasarkan analisa British Household Panel survei pada 1.200 anak dan remaja yang berusia antara 11 hingga 15 tahun. Anak muda yang mengatakan bahwa mereka selalu berbicara tentang berbagai hal pada ayahnya hampir setiap hari, skor kebahagiaannya mencapai 87 persen.
Sedangkan, yang jarang berbicara skor kebahagiannya 79 persen. Mereka mengatakan bahwa hampir tidak pernah atau jarang kepada ayahnya. Lalu, hampir setengah dari para anak muda, 46 persen, mengatakan mereka sangat sulit untuk berbicara topik penting pada sang ayah.
Penelitian dari komisi Children Society, Inggris juga menunjukan, para anak muda makin jarang berbicara pada ayahnya tentang isu-isu penting seiring pertambahan umurnya. Data menunjukan 42 persen, anak usia 11 tahun, lebih sering berbicara pada ayah mereka, dibandingkan anak 15 tahun, presentasenya hanya 16 persen.
Dari analisa diketahui ada sedikit perubahan selama bertahun-tahun dengan proporsi yang sama. Sebanyak 30 persen dari orang muda yang berbicara pada ayah mereka tentang sesuatu yang penting lebih dari hanya satu kali dalam seminggu.
Brand Manager Anmum System, PT Fonterra Brands Indonesia, Muliaman Mansyur, mengatakan saat lahir setiap bayi memiliki sekitar 100 miliar sel otak, namun kecerdasan anak tidak ditentukan oleh banyaknya sel otak melainkan jumlah terjadinya hubungan antarsel otak yang disebut dengan sinaps.
Stimulasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan untuk mendorong terjadinya hubungan antarsel otak bayi. Kekuatan dan jumlah hubungan antarsel syaraf tersebut menjadi dasar untuk membantu proses belajarnya menjadi semakin cepat.
Tanpa stimulasi yang baik dan tepat, perkembangan otak bayi menjadi kurang optimal, akibatnya sinaps yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Untuk itu sangat penting artinya pemberian stimulasi secara rutin pada anak.
"Stimulasi perlu dilakukan secara rutin karena setiap kali anak berpikir atau memfungsikan otaknya, akan terbentuk sinaps baru untuk merespons stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis membuat fungsi otak akan makin baik," katanya, siang ini.
Dikatakan, orang tua memiliki peranan yang besar dalam memberikan stimulasi dan mengembangkan pola asuh anak, namun akibat kesibukan sehari-harinya terkadang orang tua tidak dapat memberikan perhatian penuh kepada anak.
Salah satu metode yang dipakai untuk menyiasati kebersamaan yang berkualitas dalam waktu sempit adalah dengan menggunakan floor time yakni orang tua dan anak menghabiskan waktu bersama, selama 20-30 menit tanpa interupsi untuk berinteraksi dan bermain.
Konsep-konsep yang harus diperhatikan dalam floor time adalah orang tua harus menyesuaikan permainan dengan minat anak, mencurahkan kasih sayang, dan memancing anak untuk merespons apa yang orang tua katakan dan lakukan.
"Floor time dapat mendekatkan hubungan orang tua dan anak, memperbaiki komunikasi dan sebagai wadah bagi orang tua dan anak untuk mencurahkan perasaan serta gagasan," katanya
Hamid menyebutkan, salah satu hal yang mengakibatkan minimnya standar program PAUD tersebut, adalah karena kurangnya sumber daya pelaksanaan di lapangan. "Meskipun pada tahun 2009 lalu Kemdiknas sudah mengeluarkan standar PAUD, namun masih ada saja PAUD yang muncul hanya bermodalkan semangat dan tanpa persiapan yang matang," ungkap Hamid di Jakarta, Senin (13/12).
Hamid menjelaskan, tahun 2010 ini Kemdiknas telah menyusun standar sebagai turunan standar PAUD, yang nantinya akan dijadikan suatu instrumen yang berfungsi untuk menata seluruh lembaga-lembaga PAUD. "Dengan begitu, ke depannya kita akan tata betul-betul lembaga-lembaga PAUD yang tidak layak dan cenderung tidak memberikan layanan yang optimal," tukasnya.
Lebih jauh, Hamid menambahkan, anggaran PAUD untuk tahun 2010 sendiri mencapai sebesar Rp 979 miliar. Sedangkan untuk tahun 2011 mendatang, Hamid memastikan akan bertambah dari anggaran sebelumnya, lantaran adanya reorganisasi yakni masuknya TK ke Ditjen PAUD. Sebelumnya, (pendidikan) TK ditangani langsung oleh Ditjen Mandikdasmen. "Tahun 2011 nanti, anggaran untuk PAUD diperkirakan mencapai Rp 1,4 triliun," sebutnya.
Sebelumnya, untuk mencapai tahapan penyusunan akreditasi PAUD, Direktur PAUD, Sudjarwo Singowidjoyo mengatakan, Kemdiknas telah melakukan pertemuan tingkat nasional program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Pertemuan tersebut mengusung tema "Memperkokoh Komitmen Bersama untuk Mengembangkan PAUD dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa".
"Rapat koordinasi ini dianggap sangat penting, mengingat PAUD merupakan salah satu program prioritas dari Kemdiknas, yang tentunya memiliki nilai strategis dalam pengembangan karakter bangsa di masa yang akan datang," ucapnya.
Secara khusus, kegiatan ini disebutkan bertujuan untuk memperkokoh komitmen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengembangan program PAUD. Selain itu, program pengembangan PAUD juga didukung oleh bantuan dari Bank Dunia, Ibu Sheila Town dan Kerajaan Belanda, sesuai dengan nota kesepakatan program pengembangan PAUD di provinsi/kabupaten.
Ceritakanlah segala hal yang Anda alami atau lakukan sehari-hari. Lalu, mintalah si kecil melakukan hal yang sama. Cara ini akan menambah kemampuan berbahasa anak juga wawasannya.
Perkenalkan si kecil pada buku-buku dan gambar sesuai dengan usianya. Bacakanlah buku cerita dan tunjukkan gambar-gambar menarik untuk menambah pengetahuannya. Mintalah ia menceritakan kembali apa yang telah Anda bacakan. Mintalah juga si kecil menyebut keterangan gambar yang ditunjukkan sebelumnya.
Bermainlah dan berkomunikasi dengan posisi wajah sejajar dengan ketinggian anak. Jangan ambil jarak, ikutilah permainannya. Jika si kecil bermain di lantai, duduklah juga di lantai. Lewat cara ini, anak akan nyaman karena merasa dekat dengan Anda.
Secara bergantian, jadilah pemimpin dan pengikut. Ketika menjadi pemimpin, mintalah anak untuk memilih permainan juga aturan permainannya. Dengan demikian, anak akan lebih mengenal peran lain dan memicunya berfikir kreatif. Sebaliknya, ketika menjadi pengikut, anak akan mengikuti aturan main Anda. Cara ini mengenalkannya pada sikap kepatuhan dan toleransi.
Mengajak si kecil jalan-jalan ke tempat-tempat yang sesuai dengan usianya, seperti kebun binatang dan taman bermain akan menambah wawasannya. Lewat suasana bermain, ia akan cepat mempelajari hal-hal baru.
ANAK cerdas menjadi dambaan setiap orangtua. Cerdas berarti mampu beradaptasi dengan lingkungan serta mampu memecahkan masalah dalam situasi tertentu. Kecerdasan anak tak dapat lepas dari perkembangan otaknya sebagai pusat tumbung kembang.
Keseimbangan otak kanan dan otak kiri diperlukan agar buah hati Anda tumbuh menjadi anak yang cerdas. Fungsi otak kiri terkait dengan kemampuan tata bahasa, berhitung, daya ingat, logika, yang umumnya terdapat pada pendidikan formal. Sedangkan fungsi otak kanan berhubungan dengan penalaran seni, sosialisasi, kreativitas, juga pengendalian emosi.
Karena itu, stimulasi otak kanan maupun otak kiri penting dilakukan agar memiliki kemampuan seimbang. Stimulasi itu harus dilakukan sedini mungkin, mengingat si kecil sangat peka terhadap stimulasi pada masa prenatal atau sebelum kelahiran hingga empat tahun usia anak.
Meski demikian, orangtua biasanya lebih terfokus pada stimulasi otak kiri anak, mulai dari mengajarinya berbicara, membaca hingga berhitung. Tak kalah pentingnya, stimulasi otak kiri, dengan musik misalnya.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa musik meningkatkan kualitas hidup anak. Musik dapat memperkuat bayi prematur. Bahkan, mendengarkan musik 40 menit sehari selama empat hari berturut-turut ternyata mampu menaikkan berat badan, menurunkan tekanan darah juga memperkuat detak jantung.
Menumbuhkan kesukaan anak pada musik dapat dilakukan dengan membiasakannya mendengarkan musik di sela aktivitasnya, saat hendak tidur, atau menyanyilah untuknya sembari mengajarkan lagu-lagu sesuai dengan usianya.
-suaramerdeka.com-
Model pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa investasi pendidikan mempunyai dampak besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Sementara pandangan mengenai Universitas Terbuka (UT) menurut Armida, UT merupakan perguruan tinggi yang mempunyai peran sangat strategis bagi guru guru di daerah yang jauh dari perguruan tinggi karena mereka bisa mengakses pendidikan di UT sehingga dapat meningkatkan kualitasnya.
Dalam pilar pendidikan dan aspek pemerataan UT sudah menjangkau keseluruh Indonesia oleh sebab itu UT merupakan perguruan Tinggi yang sangat strategis dalam peran pendidikan.
Sementara Rektor UT, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed. Ph.D mengungkapkan, pemimpin tidak bisa jalan sendiri, pemimpin harus ada orang yang mendukung dibelakangnya untuk mempersatukan visi dan misinya sehingga seorang pemimpin mempunyai kekuatan.
Misalkan saja dengan musik. Dengan anak-anak memiliki hobi bermusik, anak-anak pun dapat banyak berkreativitas. Sehingga keterampilan anak pun semakin bertambah dan tingkat kecerdasan anak dapat bertambah pula.
Dengan musik mereka dapat mengenal banyak suara dan bunyi-bunyian. Mereka dapat mengenal nada-nada dan irama-irama. Selain itu mereka dapat memainkan alat musik sekaligus bernyayi yang di mana dengan hal tersebut anak-anak menjadi kreatif dan berani tampil.
Tidak terlalu sulit membuat anak-anak kita menjadi anak yang cerdas, terampil dan kreatif. Di sini penulis akan coba berbagi untuk para Ibu agar anak-anak menjadi hebat dan kreatif, dengan memperkenalkan musik dari dini.
1. Mulai biasakan bagi ibu hamil suka dan sering mendengar musik. Sebagai terapi musik untuk anak. Musik itu sangat bagus sekali bagi pertumbuhan janin atau calon bayi yang ada di rahim.
2. Bila sang bayi telah lahir, perkenalkan sang bayi dengan bunyi dan suara dengan mengajaknya berbicara, tersenyum dan tertawa.
3. Mulai ajarkan si kecil kita mencari bunyi dengan cara mengeksplorasi segala hal di sekitarnya dengan tangan maupun kakinya. Karena si kecil sangat menikmati kegiatan tersebut, di mana kegiatan itu dapat menciptakan respons si kecil menjadi senang.
4. Ajarkan si kecil mulai berbicara, diawali dengan satu dua huruf konsonan dan vokal. Sehingga dengan begitu si kecil mulai berlatih untuk kemampuan bicaranya dan dapat membedakan mana suara dan mana berbicara.
5. Si kecil yang sudah mulai menginjak 1 tahun, dapat kita ajarkan untuk meniru suara-suara (dari suara hewan sampai suara-suara yang ada di alam terbuka), selain itu juga mulai diajarkan bernyanyi lagu anak-anak.
6. Tidak ketinggalan pula apabila si kecil sudah mulai bisa bernyanyi, kenalkan pada mereka juga beberapa alat atau instrumen musik yang dapat membantu keterampilan mereka.
7. Si kecil yang sudah mengenal, menyukai dan bisa bernyanyi serta memainkan alat musik, ibu dapat membantu si kecil untuk memasukkan dan mengikuti les musik yang berguna untuk lebih mengembangkan keterampilan serta potensinya. Sehingga kemampuannya dalam bermusik pun semakin berkembang dan terciptanya kreativitas anak.
Walt Disney , kartunis terkenal dari AS yang menghasilkan rangkaian karya kreatif Album Walt Disney, adalah orang yang cerdas visual spasial. Begitu pula si pelukis senyuman misterius Monalisa, Leonardo Davinci, atau pelukis naturalis legendaries Basuki Abdullah, dan para insinyur yang membangun gedung pencakar langit di dunia. Beberapa profesi pun dapat diraih anak yang memiliki kecerdasan ini, seperti arsitek, animator, fotografer, ahli anatomi, pakar konstruksi bangunan, ahli mesin, navigator, nahkoda, pilot, pelukis, desainer dan ahli meterologi.
Tips : mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak:
Saat anak memasuki usia 2 tahun Anda sudah bisa mengajarkannya mengenal arah dengan mulai membedakan tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri. Jika anak sudah mulai paham, saat jalan pulang ke rumah tanyakan “Jalan pulang belok kanan atau kiri ya?” kemudian minta anak menunjukkan arah tersebut (kanan atau kiri). Anda pun bisa mengamati, benar atau tidaknya arah yang ditunjukkan si kecil.
Sebaiknya jumlah puzzle disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Saat berusia 3 tahun, coba lima keping puzzle dulu. Semakin usia bertambah jumlah puzzle pun bertambah. Begitu pun dengan bermain balok, semakin bertambah usianya, lebih tinggi pula tingkat kesulitannya.
Saat Anda membaca buku bersamanya, minta anak memperhatikan bentuk-bentuk rumah, bola, atau benda yang ada di buku. Sebutkan konsep garis seperti melengkung, lurus, zig-zag, bentuk bulat, persegi, atau kerucut. Deskripsikan suatu bentuk secara verbal, kemudian minta anak menggambarkannya.
Saat anak berusia 4-5 tahun, Anda bisa mengajaknya membuat peta sederhana, misalnya membuatkan peta perjalanan dari rumah menuju ke sekolahnya. Untuk melatih daya visualisasi, minta anak membuat denah rumah. Dari kegiatan ini, anak mampu memvisualisasikan tata letak dan ruang ke dalam bentuk dua dimensi. ”Yang perlu diingat, sebaiknya orangtua menjadikan kegiatan ini lebih menyenangkan dan interaktif,” ujar Ike.
Tangram menyerupai puzzle dengan kepingan tipis, bedanya kepingan berbentuk geometri, seperti segitiga, persegi panjang, jajaran genjang, dan sebagainya. Anak akan tertarik melihat bentuk-bentuk geometri yang berbeda-beda.
Anak berlatih membentuk berbagai gambar dari sebuah garis lurus atau lengkung. Ini bertujuan melatih anak menerjemahkan suatu bentuk kedalam pikirannya menjadi gambar dua dimensi. Sedangkan, kegiatan mewarnai, bisa melatih anak mengenal batasan posisi warna merah atau kuning supaya tidak melewati garis. Sesekali minta anak membuat gambar berdasarkan cerita dongeng yang Anda bacakan.
Ketika anak masih berusia kurang dari dua tahun, berikan permainan yang melatih keterampilan tangan seperti play dough. Sehingga anak bisa membuat sekaligus mengenal beragam bentukan misal, bulat, kerucut, atau segi empat.
Saat melihat suatu gambar, ajak anak melihat detail-detailnya. Kemudian tanyakan kembali detail tersebut misalnya ‘Jendelanya berbentuk apa?’ atau ‘ceritakan apa saja sih yang ada di rumah tadi’.
Tanda Mendeteksi
Bayi biasanya mengikuti pergerakan benda yang ada dihadapannya dengan jarak tertentu. Ambil sebuah mainan kemudian goyang-goyangkan untuk menarik perhatiannya. Secara perlahan gerakkan benda ke kanan dan kiri agar anak mengikuti gerakan benda dengan matanya. Di usia 6-15 bulan bayi juga mulai menyadari perbedaan bentuk, ukuran dan warna. Rangsang anak dengan memberikan peralatan atau mainan yang aman dengan bentuk dan warna menarik.
Anak sudah mulai belajar mengklasifikasikan benda-benda dengan warna, bentuk, dan ukuran yang sama. Taruhlah benda-benda yang dia kenali, seperti mainan berbentuk balok, bulat atau perlengkapan makannya. Kemudian kelompokkan barang-barang tersebut. Sebaiknya ukuran benda jangan terlalu kecil.
Di usia ini anak sudah dapat menumpuk balok-balok yang lebih tinggi, karena sudah memiliki koordinasi tangan yang baik. Anak juga sudah mulai bisa diperkenalkan dengan puzzle sederhana. Bila sudah bisa merangkainya, coba beri tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan menggunting kepingan menjadi beragam bentuk dan ukuran.
Kini saatnya ajak anak mengeksplorasi lebih banyak hal lagi. Jika anak sudah tertarik melukis dengan tangan (finger painting), menggambar dengan kuas, mewarnai, menempel, bermain kertas lipat, dan menggunting kertas akan lebih mengasah kemampuan cerdas visualnya. Selain itu anak belajar mengekspresikan dirinya.
Imajinasi anak sedang berkembang di masa ini. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk memberikan sejumlah permainan yang membantunya mengenal perbedaan bentuk, ukuran, jumlah, keseimbangan dan perbedaannya. Saat anak bermain balok jelaskan bentuk-bentuk balok misalnya segitiga memiliki tiga sisi dan balok segi empat memiliki empat sisi. Minta anak membuat suatu ‘bangunan’ berdasarkan imajinasinya sendiri.
Di masa ini kemampuan imajinasi anak diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih bertema, artinya tidak asal-asalan. Misalnya, saat menggambar orang, anak umumnya melengkapi dengan tangan dan kaki atau anggota tubuh lainnya. Perlihatkan buku cerita yang memuat gambar-gambar menarik. Lalu minta anak menebak ceritanya dengan hanya melihat gambar sampulnya saja.
Apa pun kesukaan anak Anda -mainan, boneka, buku cerita, CD musik, DVD, dan sebagainya- mintalah ia untuk menulis review singkat terhadap barang-barang tersebut. Resensinya tidak perlu panjang, cukup beberapa paragraf, maksimal satu halaman. Yang utama, di sana tergambar jelas mengapa anak Anda suka atau bahkan justru ternyata tidak suka dengan benda tersebut. Apa yang membuatnya tertarik dengan benda itu? Seperti apa asiknya memiliki benda tersebut? Pengalaman apa yang didapatkannya dengan benda tersebut? Tulis di sebuah buku khusus. Semakin menarik jika barang-barang itu difoto dan foto tersebut ditempel bersama tulisan resensi anak Anda. Permainan ini tak hanya akan menambah kemampuan menulis si kecil, tapi lebih dari itu: menyampaikan gagasan dan menciptakan kesadaran akan rasional-rasional dalam menentukan pilihan.
Bikin Kartu Sendiri
Bermain kartu adalah sesuatu yang sangat umum disukai siapa saja. Jika keluarga Anda adalah salah satunya, maka si kecil bisa Anda ajak untuk menciptakan desain kartunya sendiri.
PM Toh adalah julukan bagi Tengku Adnan, seorang penjual obat sekaligus pendongeng asal Aceh. Tengku Adnan bisa menirukan suara terompet bus-bus Trans Sumatera 1970-an yang dikenal dengan julukan PM Toh. Orang-orang pun akhirnya menggelarinya dengan julukan itu. Seni hikayat Tengku Adnan kemudian menginspirasi Agus Nur Amal, seorang pencerita terkenal yang biasa melakukan pertunjukkan monolog keliling dari satu kota ke kota lainnya. Pria ini pun kemudian dikenal dengan nama Agus PM Toh.
Anda tentunya paham dengan istilah ”mading” atau “majalah dinding“ yang umum ada di sekolah-sekolah. Formatnya seperti majalah, tapi isi berita di tempel di sebuah papan. Jenis berita biasanya adalah seputar kegiatan aktual dan program sekolah serta karya-karya para siswa. Ya, Anda bisa membuat mading sendiri versi keluarga Anda. Caranya mudah. Pasang sebuah papan berukuran cukup besar di ruang keluarga (sesuaikan dengan ukuran ruang). Lalu, secara berkala (bisa seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali) isilah mading tersebut dengan tulisan, gambar, atau foto tentang apa saja yang ingin disampaikan oleh masing-masing dari keluarga Anda. Tempelkan semuanya di mading keluarga. Bisa juga papan mading tersebut Anda bagi menjadi beberapa bidang atau ”kavling” yang sudah ditentukan untuk diisi oleh masing-masing anggota keluarga.
Saat belanja bulanan bersama di supermarket, Anda bisa menciptakan aneka permainan bersama anak-anak. Salah satu yang termudah adalah bermain berhitung. Sesuaikan kuis Anda dengan pelajaran matematika yang telah di terima anak di sekolah. Contohnya, ketika berbelanja keju atau telur dalam satu kemasan tertentu (misalnya satu kemasan berisi 12 lembar keju), ajak si kecil untuk menghitung harga satuan dari selembar keju tersebut (jangan lupa membawa buku kecil dan pulpen untuk menghitung). Bila jawaban benar, Anda bisa membelikan snack kesukaan si kecil sebagai hadiahnya. Anda dan pasangan bisa mendiskusikan permainan lainnya untuk diterapkan pada saat belanja bulan berikutnya.
Manfaat: Antisipasi peristiwa, ekspresi emosional, interaksi sosial, kepercayaan
Bahan: Sarung tangan lembut, mainan binatang-binatang kecil yang lembut, jarum dan benang jahit, selimut lembut untuk alas tidur bayi.
Cara bermain:
- Jahitlah mainan binatang kecil di sarung tangan, agar dapat dilihat bayi saat dikenakan.
- Baringkan bayi dan goyangkan jari Anda sambil mengeluarkan suara binatang untuk menarik perhatian bayi.
- Berikan kejutan pada si bayi dengan menempatkan sarung tangan bersarung Anda di perut, kaki, lengan dan anggota tubuh lainnya, dan katakan ”halo” dengan senyum lebar. Gelitiki bagian tubuh itu dan lanjutkan bermain lagi.
Manfaat: Menstimulasi penglihatan bayi untuk menjami perkembangan visual yang baik.
Bahan: Sapu tangan warna-warni
Cara bermain:
- Peganglah saputangan di hadapan si kecil, lambaikan dan ucapkan sesuatu tentang warnanya yang cerah.
- Bila yakin si kecil memandangnya, gerakkan saputangan itu ke satu sisi agar si kecil mengikutinya.
Manfaat: Melatih keterampilan motorik.
Bahan: Mainan kecil, kaos kaki warna-warni.
Cara bermain:
- Baringkan si kecil, dan ikatkan mainan-mainan kecil di kakinya.
- Biarkan si kecil menendang-nendang.
- Ganti mainan dengan kaos kaki warna-warni.
Manfaat: Mendorong bayi untuk lebih banyak bicara.
Cara bermain:
- Ketika bayi bersuara, respon suaranya, dengan mengulangi suara yang dia buat. Letakkan tangannya di bibir kita, agar ia merasakan gerakannya dan udara yang keluar masuk.
- Letakkan jemari kita di bibirnya, dan doronglah ia agar lebih banyak bicara.
Manfaat: Mengembangkan kemampuan motorik.
Bahan: Bola.
Cara bermain:
- Dudukkan bayi, dan gulirkan bola ke arahnya.
- Gulirkan bola ke arah Anda, dan tunjukkan bayi cara menangkapnya. Bayi akan gembira ketika bola bergulir mendatanginya.
Manfaat: Gerakan dan musik yang bersamaan merangsang kedua sisi otak.
Cara bermain:
- Peganglah si kecil di lengan berkeliling ruangan sambil menyanyikan ”Balonku Ada Lima.”
- Ketika sampai pada kata ”door,” angkat si kecil ke udara, kemudian turunkan dan kecup si kecil.
Manfaat: Mengembangkan kesadaran pendengaran.
Bahan: Jam putar dengan suara nyaring.
Cara bermain:
- Perdengarkan suara tik tok pada si kecil.
- Kemudian ambil jam itu dan sembunyikan di bawah bantal. Mintalah si kecil mencarinya.
Manfaat: Mengembangkan kemampuan bahasa.
Bahan: Buku cerita bergambar.
Cara bermain:
- Tunjukkan sebuah gambar dan katakan benda apa itu. Lakukan beberapa kali untuk gambar yang sama agar si kecil mempelajari nama benda itu.
- Tanyakan pada si kecil, ”Di manakah.....?” Lihatlah apakah si kecil akan menunjuk gambar.
- Baca buku yang sama berulang-ulang kali.