Featured Posts

Paud, Jembatan Keunikan AnakPaud, Jembatan Keunikan Anaktuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya.....

Readmore

kunci penting kembangkan bakat anakKunci Penting Kembangkan Bakat AnakBAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya....

Readmore

pengembangan bakat disesuaikan dengan kebutuhan anakPengembangan Bakat Disesuaikan dengan Kebutuhan AnakKUNCI lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan bakat anak adalah dengan selalu berpijak pada kebutuhan anak....

Readmore

Rss


Untuk mencetak pemimpin yang berkualitas dan berkarakter  daya saing, mandiri, dinamis berorientasi iptek, bermoral dan berakhlak mulia maka pembangunan karakter bangsa harus dimulai sejak usia dini melalui guru, sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan dalam keluarga sebagai modal dasar.

Membangun karakter sejak dini sangat penting bagi orang tua dan guru, harapanya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik, membangun karakter anak bisa dilakukan melalui jalur pendidikan formal maupun non formal, kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA, pada acara wisuda Universitas Terbuka di Pondok Cabe Tangerang Selatan, Senin (22/11).

“Dalam mengembangkan karakter bangsa, kita sudah punya modal dasar yang bagus seperti Undang Undang Dasar 45, Bhineka Tunggal Ika, dan Pancasila,” katanya dan menambahkan, pemerintah juga mempunyai visi dalam membangun karakter bangsa yaitu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan bangsa, menetapkan demokrasi dan keadilan.

Dampak pendidikan pada ekonomi pembentukan modal manusia merupakan faktor kunci dalam pembangunan ekonomi. Human capital didefinisikan sebagai investasi yang produktif pada manusia dalam pendidikan, kesehatan dan pelatihan tenaga kerja.
 
Model pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa investasi pendidikan mempunyai dampak besar dalam pertumbuhan ekonomi.

Sementara pandangan mengenai Universitas Terbuka (UT) menurut Armida, UT merupakan perguruan tinggi yang mempunyai peran sangat strategis bagi guru guru di daerah yang jauh dari perguruan tinggi karena mereka bisa mengakses pendidikan di UT sehingga  dapat meningkatkan kualitasnya.
 
Dalam pilar pendidikan dan aspek pemerataan UT sudah menjangkau keseluruh Indonesia oleh sebab itu UT merupakan perguruan Tinggi yang sangat strategis dalam peran pendidikan.
 
Sementara Rektor UT, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed. Ph.D mengungkapkan, pemimpin tidak bisa jalan sendiri, pemimpin harus ada orang yang mendukung dibelakangnya untuk mempersatukan visi dan misinya sehingga seorang pemimpin mempunyai kekuatan.



-bipnewsroom.info-


[ Read More ]


Setiap orang tua ingin sekali anak-anaknya memiliki kecerdasan, keterampilan dan kreativitas yang terbentuk dengan baik. Banyak cara dan jalan agar anak-anak kita menjadi anak yang cerdas, terampil dan kreatif dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, di mana akan menjadi suatu kebiasaan atau hobi.

Misalkan saja dengan musik. Dengan anak-anak memiliki hobi bermusik, anak-anak pun dapat banyak berkreativitas. Sehingga keterampilan anak pun semakin bertambah dan tingkat kecerdasan anak dapat bertambah pula.

Dengan musik mereka dapat mengenal banyak suara dan bunyi-bunyian. Mereka dapat mengenal nada-nada dan irama-irama. Selain itu mereka dapat memainkan alat musik sekaligus bernyayi yang di mana dengan hal tersebut anak-anak menjadi kreatif dan berani tampil.

Tidak terlalu sulit membuat anak-anak kita menjadi anak yang cerdas, terampil dan kreatif. Di sini penulis akan coba berbagi untuk para Ibu agar anak-anak menjadi hebat dan kreatif, dengan memperkenalkan musik dari dini.

1. Mulai biasakan bagi ibu hamil suka dan sering mendengar musik. Sebagai terapi musik untuk anak. Musik itu sangat bagus sekali bagi pertumbuhan janin atau calon bayi yang ada di rahim.

2. Bila sang bayi telah lahir, perkenalkan sang bayi dengan bunyi dan suara dengan mengajaknya berbicara, tersenyum dan tertawa.

3. Mulai ajarkan si kecil kita mencari bunyi dengan cara mengeksplorasi segala hal di sekitarnya dengan tangan maupun kakinya. Karena si kecil sangat menikmati kegiatan tersebut, di mana kegiatan itu dapat menciptakan respons si kecil menjadi senang.

4. Ajarkan si kecil mulai berbicara, diawali dengan satu dua huruf konsonan dan vokal. Sehingga dengan begitu si kecil mulai berlatih untuk kemampuan bicaranya dan dapat membedakan mana suara dan mana berbicara.

5. Si kecil yang sudah mulai menginjak 1 tahun, dapat kita ajarkan untuk meniru suara-suara (dari suara hewan sampai suara-suara yang ada di alam terbuka), selain itu juga mulai diajarkan bernyanyi lagu anak-anak.

6. Tidak ketinggalan pula apabila si kecil sudah mulai bisa bernyanyi, kenalkan pada mereka juga beberapa alat atau instrumen musik yang dapat membantu keterampilan mereka.

7. Si kecil yang sudah mengenal, menyukai dan bisa bernyanyi serta memainkan alat musik, ibu dapat membantu si kecil untuk memasukkan dan mengikuti les musik yang berguna untuk lebih mengembangkan keterampilan serta potensinya. Sehingga kemampuannya dalam bermusik pun semakin berkembang dan terciptanya kreativitas anak.



-kabarindonesia.com-



[ Read More ]


Meggy, murid kelas 4 SD, begitu lincahnya menggerakkan jari-jari tangannya menggambar ibu guru yang tengah mengajar di depan kelas. Visual coretan yang ditampakkannya cukup sempurna.

Seorang ibu guru dengan rambut dikonde kecil, berkacamata, ada kerut sedikit di ujung bibir, memegang buku di tangan kiri, sedangkan tangan kanannya tampak menerangkan sesuatu. Meggy tampak asyik menyimak pelajaran yang diterangkan ibu guru sambil mata dan tangannya asyik membuat gambar. Tak heran dibalik buku-buku tulisnya banyak gambar-gambar menarik yang tak jarang juga ikut dinikmati teman-temannya. Jangan tanya tentang nilai kesenian menggambarnya dan jumlah piala kompetisi melukis yang diikutinya. Semuanya serba memuaskan.

Atau coba tanyakan pada anak Anda. ‘’Dari sebuah garis lengkung atau titik dapat menjadi gambar apa ya?’’ Jika jawabannya lebih dari tiga, bisa jadi anak Anda memiliki daya imajinasi bentuk dan ruang yang meyakinkan. Kemampuan anak memvisualkan apa yang ada di benaknya lewat gambar, susunan balok, atau menjelaskan dengan rinci rute menuju sekolahnya termasuk dalam kecerdasan visual spasial.

Psikolog perkembangan anak dari Klinik Anakku, Ike R Sugianto mengatakan cerdas visual spasial adalah kemampuan memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual. Anak dengan kecakapan ini mampu menerjemahkan bentuk gambaran dalam pikirannya ke dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Pemahaman tata letak, arah dan posisi yang baik juga bagian dari kecerdasan ini. “Anak yang cepat menghapal jalan di usia 3-4 tahun bisa dikatakan cerdas visual spasial,” katanya.

Anak dengan kecerdasan ini, lanjutnya, bisa terlihat anak mudah dan cepat memahami konsep visual-spasial serta terlihat antusias ketika melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan ini seperti bermain puzzle, lego, balok-balok, menggambar dan mewarnai dan membuat peta. Misalnya ketika anak Anda berusia 4-5 tahun diminta membangun rumah-rumahan dari balok, jangan kaget melihatnya menyusun balok dengan tepat dan cepat tanpa bantuan pola atau contoh gambar.

Menurut Howard Gardner, profesor pendidikan dari Harvard University, AS, dalam bukunya Multiple Intelligences, anak yang memiliki kepintaran visual akan dapat menyelesaikan masalah ruang (spasial). Anak mampu mengamati dunia spasial secara akurat, bahkan membayangkan bentuk-bentuk geometri dan tiga dimensi, serta kemampuan memvisualisasikan dengan grafik atau ide tata ruang (spasial). 

“Anak dengan kecerdasan visual spasial adalah pengamat dunia, mereka peka terhadap tanda-tanda alam dan mengamatinya secara menyeluruh,” ujarnya.

Kecerdasan yang bisa ditumbuhkan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Gardner, orang-orang yang memiliki kepintaran visual spasial ini lebih banyak dipengaruhi otak kanan, yaitu bagian otak yang bertugas memproses ruang. 

Pemrakarsa situs seputar perkembangan dan terapi anak, infoterapi.com, ini menambahkan, anak yang cerdas visual tak hanya menggambarkan tapi juga mengkonstruksikan obyek ide di dalam pikiran mereka. Selain itu, kepintaran ini juga memberi kemampuan membedakan dan menemukan berbagai kombinasi atau gradasi warna. Tak heran, anak-anak ini suka sekali mendekorasi kamarnya.

Namun, sambung Gardner, kecerdasan ini bukan hanya anugerah semata dari Tuhan Yang Maha Esa tapi juga bisa ditumbuhkan. Asalkan orangtua bisa menstimulasi kemampuan ini melalui beragam kegiatan. Biasanya anak tipe ini sangat menggemari permainan-permainan ‘melihat melalui pikiran’ seperti menggambar atau membayangkan obyek dan permainan acting atau berpura-pura. “Latihan bisa diterapkan saat anak di usia balita awal lewat kegiatan sehari-harinya,” Ike menambahkan.

Ike mengatakan, setiap kecerdasan berkaitan dengan kecerdasan lainnya. Begitu pun kecerdasan visual-spasial yang juga bisa mempengaruhi proses belajar anak di sekolah. Salah satunya, membantu anak memahami soal cerita matematika. Anak lebih mudah memahami konsep pengurangan, penambahan, perkalian bahkan pembagian. Umumnya anak cerdas visual spasial memiliki metode belajar visualisasi berdasarkan penglihatannya. “Tak hanya itu kecerdasan ini juga membantunya dalam proses belajar menghafal,” katanya.

Psikolog perkembangan anak dari Universitas Indonesia (UI), Dra. Surastuti Nurdadi, MSi menambahkan, ada korelasi yang erat antara kecerdasan visual-spatial dengan kemampuan logika matematika, sehingga anak terlihat cerdas dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika serta keruangan, misalnya ilmu ukur ruang dan aljabar matematika. Dengan kecerdasan visual-spasial, anak mampu menyelesaikan masalah-masalah matematika dengan mudah. Mereka juga senang menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui berbagai sarana, antara lain melalui buku-buku lain diluar buku wajib sekolah, misalnya, ensi-klopedia, kamus, majalah atau browsing komputer.

Kecerdasan visual-spasial ini tidak sama pada setiap anak. Ada anak yang memiliki kemampuan tinggi di semua bidang, ada juga yang tinggi di satu atau beberapa kemampuan tapi kurang pada kemampuan yang lain. Orangtua berperan memberikan stimulasi. ”Jika tidak berkembang mungkin karena faktor ketiadaan kesempatan misalnya anak-anak selalu dibantu dan tidak mendapat kesempatan melakukan segala sesuatunya sendiri,” ujar psikolog yang akrab dipanggil Nuki ini.

Selain itu, lanjutnya, permainan yang tidak mengarah pada pengembangan kecerdasan ini turut menjadi penyebabnya, seperti permainan yang menggunakan baterai, dimana anak hanya mengamati dan tidak menuntut kreativitas. Sebaiknya orangtua memberikan permainan yang memancing interaksi seperti membacakan buku cerita dan mengajak anak berbicara.

Ike menjelaskan bahwa dua subtes dalam tes inteligensi skala Wechsler yang bisa juga digunakan untuk mengukur kecerdasan visual-spasial anak. Dua subtes yang bertujuan mengukur kecerdasan ini antara lain, menyusun balok (Block Design) dan Object assembly salah satunya menyusun puzzle. Tolak ukurnya adalah kecepatan dan ketepatan anak berdasarkan tingkatan usia dan perkembangannya. “Selain itu dilihat pula proses kerja anak, apakah sistematis atau random (acak),” paparnya.

Walt Disney
, kartunis terkenal dari AS yang menghasilkan rangkaian karya kreatif Album Walt Disney, adalah orang yang cerdas visual spasial. Begitu pula si pelukis senyuman misterius Monalisa, Leonardo Davinci, atau pelukis naturalis legendaries Basuki Abdullah, dan para insinyur yang membangun gedung pencakar langit di dunia. Beberapa profesi pun dapat diraih anak yang memiliki kecerdasan ini, seperti arsitek, animator, fotografer, ahli anatomi, pakar konstruksi bangunan, ahli mesin, navigator, nahkoda, pilot, pelukis, desainer dan ahli meterologi.

Tips : mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak:

Kenalkan arah.
Saat anak memasuki usia 2 tahun Anda sudah bisa mengajarkannya mengenal arah dengan mulai membedakan tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri. Jika anak sudah mulai paham, saat jalan pulang ke rumah tanyakan “Jalan pulang belok kanan atau kiri ya?” kemudian minta anak menunjukkan arah tersebut (kanan atau kiri). Anda pun bisa mengamati, benar atau tidaknya arah yang ditunjukkan si kecil.

Bermain puzzle dan balok.
Sebaiknya jumlah puzzle disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Saat berusia 3 tahun, coba lima keping puzzle dulu. Semakin usia bertambah jumlah puzzle pun bertambah. Begitu pun dengan bermain balok, semakin bertambah usianya, lebih tinggi pula tingkat kesulitannya.

Belajar bentuk.
Saat Anda membaca buku bersamanya, minta anak memperhatikan bentuk-bentuk rumah, bola, atau benda yang ada di buku. Sebutkan konsep garis seperti melengkung, lurus, zig-zag, bentuk bulat, persegi, atau kerucut. Deskripsikan suatu bentuk secara verbal, kemudian minta anak menggambarkannya.

Membuat peta.
Saat anak berusia 4-5 tahun, Anda bisa mengajaknya membuat peta sederhana, misalnya membuatkan peta perjalanan dari rumah menuju ke sekolahnya. Untuk melatih daya visualisasi, minta anak membuat denah rumah. Dari kegiatan ini, anak mampu memvisualisasikan tata letak dan ruang ke dalam bentuk dua dimensi. ”Yang perlu diingat, sebaiknya orangtua menjadikan kegiatan ini lebih menyenangkan dan interaktif,” ujar Ike.

Bermain tangram.
Tangram menyerupai puzzle dengan kepingan tipis, bedanya kepingan berbentuk geometri, seperti segitiga, persegi panjang, jajaran genjang, dan sebagainya. Anak akan tertarik melihat bentuk-bentuk geometri yang berbeda-beda.

Menggambar dan mewarnai.
Anak berlatih membentuk berbagai gambar dari sebuah garis lurus atau lengkung. Ini bertujuan melatih anak menerjemahkan suatu bentuk kedalam pikirannya menjadi gambar dua dimensi. Sedangkan, kegiatan mewarnai, bisa melatih anak mengenal batasan posisi warna merah atau kuning supaya tidak melewati garis. Sesekali minta anak membuat gambar berdasarkan cerita dongeng yang Anda bacakan.

Utak-atik play dough.
Ketika anak masih berusia kurang dari dua tahun, berikan permainan yang melatih keterampilan tangan seperti play dough. Sehingga anak bisa membuat sekaligus mengenal beragam bentukan misal, bulat, kerucut, atau segi empat.

Belajar mengamati.
Saat melihat suatu gambar, ajak anak melihat detail-detailnya. Kemudian tanyakan kembali detail tersebut misalnya ‘Jendelanya berbentuk apa?’ atau ‘ceritakan apa saja sih yang ada di rumah tadi’.


Tanda Mendeteksi

Untuk memperjelas karakter anak cerdas visual spasial ada beberapa tanda yang bisa membantu orangtua mendeteksinya sekaligus menstimulasinya sesuai dengan usia anak. Jika kemampuan anak mendahului umurnya, Anda tinggal menyesuaikan stimulasi yang tepat. Dalam buku Multiple Intelligences, Howard Gardner menyebutkan tahap kemampuan visual spasial anaK:

Usia 0-15 bulan
Bayi biasanya mengikuti pergerakan benda yang ada dihadapannya dengan jarak tertentu. Ambil sebuah mainan kemudian goyang-goyangkan untuk menarik perhatiannya. Secara perlahan gerakkan benda ke kanan dan kiri agar anak mengikuti gerakan benda dengan matanya. Di usia 6-15 bulan bayi juga mulai menyadari perbedaan bentuk, ukuran dan warna. Rangsang anak dengan memberikan peralatan atau mainan yang aman dengan bentuk dan warna menarik.

Usia 15 bulan-2 tahun
Anak sudah mulai belajar mengklasifikasikan benda-benda dengan warna, bentuk, dan ukuran yang sama. Taruhlah benda-benda yang dia kenali, seperti mainan berbentuk balok, bulat atau perlengkapan makannya. Kemudian kelompokkan barang-barang tersebut. Sebaiknya ukuran benda jangan terlalu kecil.

Usia 2 tahun
Di usia ini anak sudah dapat menumpuk balok-balok yang lebih tinggi, karena sudah memiliki koordinasi tangan yang baik. Anak juga sudah mulai bisa diperkenalkan dengan puzzle sederhana. Bila sudah bisa merangkainya, coba beri tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan menggunting kepingan menjadi beragam bentuk dan ukuran.

Usia 3 tahun
Kini saatnya ajak anak mengeksplorasi lebih banyak hal lagi. Jika anak sudah tertarik melukis dengan tangan (finger painting), menggambar dengan kuas, mewarnai, menempel, bermain kertas lipat, dan menggunting kertas akan lebih mengasah kemampuan cerdas visualnya. Selain itu anak belajar mengekspresikan dirinya.

Usia 4 tahun
Imajinasi anak sedang berkembang di masa ini. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk memberikan sejumlah permainan yang membantunya mengenal perbedaan bentuk, ukuran, jumlah, keseimbangan dan perbedaannya. Saat anak bermain balok jelaskan bentuk-bentuk balok misalnya segitiga memiliki tiga sisi dan balok segi empat memiliki empat sisi. Minta anak membuat suatu ‘bangunan’ berdasarkan imajinasinya sendiri.

Usia 5 tahun
Di masa ini kemampuan imajinasi anak diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih bertema, artinya tidak asal-asalan. Misalnya, saat menggambar orang, anak umumnya melengkapi dengan tangan dan kaki atau anggota tubuh lainnya. Perlihatkan buku cerita yang memuat gambar-gambar menarik. Lalu minta anak menebak ceritanya dengan hanya melihat gambar sampulnya saja.


-ibudanbalita.com-



[ Read More ]


"Ketika anak sedang bermain, jangan lupa bahwa anak juga sedang belajar"

Jean Piaget, seorang filsuf dan psikolog kenamaan asal Swiss, mengatakan bahwa komponen terpenting dalam perkembangan intelektual anak melibatkan partisipasi. Anak dapat belajar dengan baik tidak hanya dengan mempelajari sesuatu tetapi juga dengan mengalami sesuatu yang dipelajarinya. Selain itu, belajar akan lebih baik lagi jika dengan melakukan kegiatan yang memang menarik untuk sang anak.

Pembelajaran bukan hanya sebatas memberikan informasi secara lisan atau tulisan. Pembelajaran juga bukan sebatas tugas sekolah, tempat kursus, apalagi hanya tugas pengasuh buah hati Anda. Pembelajaran adalah tugas Anda sebagai orang tua. Tetapi tidak perlu khawatir, karena pembelajaran ini juga bisa dibuat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi seluruh keluarga. Bagaimana caranya? Ajak anak Anda bermain sambil memberikan mereka kesempatan untuk membangun pengetahuan dan mengasah keahlian mereka.

Permainan-permainan ini sangat sederhana dan pastinya tidak mengeluarkan banyak biaya. Lakukan dengan antusias, maka akan menjadi ”suplemen” bagi si kecil untuk meningkatkan kecerdasannya. Juga menambah level quality time saat bersama di rumah, di mana saja.

Resensi Hobi (Untuk anak yang sudah bisa menulis)
Apa pun kesukaan anak Anda -mainan, boneka, buku cerita, CD musik, DVD, dan sebagainya- mintalah ia untuk menulis review singkat terhadap barang-barang tersebut. Resensinya tidak perlu panjang, cukup beberapa paragraf, maksimal satu halaman. Yang utama, di sana tergambar jelas mengapa anak Anda suka atau bahkan justru ternyata tidak suka dengan benda tersebut. Apa yang membuatnya tertarik dengan benda itu? Seperti apa asiknya memiliki benda tersebut? Pengalaman apa yang didapatkannya dengan benda tersebut? Tulis di sebuah buku khusus. Semakin menarik jika barang-barang itu difoto dan foto tersebut ditempel bersama tulisan resensi anak Anda. Permainan ini tak hanya akan menambah kemampuan menulis si kecil, tapi lebih dari itu: menyampaikan gagasan dan menciptakan kesadaran akan rasional-rasional dalam menentukan pilihan.

Bikin Kartu Sendiri

Bermain kartu adalah sesuatu yang sangat umum disukai siapa saja. Jika keluarga Anda adalah salah satunya, maka si kecil bisa Anda ajak untuk menciptakan desain kartunya sendiri.

Seperti kita ketahui, satu pack kartu remi berisi 52 lembar. Dibagi menjadi 4 suit atau jenis kartu (Spade, Heart, Diamond, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (As, 2, 3, dan seterusnya. Sampai King). Plus kartu tambahan berupa 2 kartu Joker, hitam dan merah. Sejarah tidak mencatat siapa sebenarnya sosok Jack, Queen, dan King dalam kartu modern. Namun, tahukah Anda bahwa tokoh pada kartu-kartu sebelumnya terus berganti dari waktu ke waktu? Pada kartu tua dari Italia dan Spanyol, keempat kartu King-nya menggambarkan para raja dari kerajaan besar dunia Abad Pertengahan. Ketika Raja Henry III dari Perancis naik takhta, kostum para bangsawan pada kartu berubah mengikuti mode di zaman itu. Jadi, tentu saja keluarga Anda bisa memiliki versi visual kartu sendiri!
Caranya mudah. Anak-anak tinggal memotong karton tebal (warna bebas, tergantung selera) menjadi seukuran kartu hingga berjumlah 54 lembar. Lalu, seperti kartu remi pada umumnya, bagilah menjadi empat ”kategori visual” masing-masing 13 lembar. Dalam pemilihan ”kategori visual” ini, tentunya, tentunya bisa sangat personal, tergantung kesukaan anak-anak. Jika misalnya si sulung menyukai Spiderman, maka ia bisa menempelkan ikon-ikon Spiderman pada 13 kartu, lalu dilengkapi dengan angka-angka penanda kartu (dari As, 2, 3, dan seterusnya ).

Lalu, bila si bungsu misalnya menyukai Barbie, ia juga bisa melakukan serupa. Begitu seterusnya hingga genap terkumpul empat kelompok kartu. Untuk dua kartu Joker, hitam dan putih, anak-anak bahkan bisa lebih ”bermain” lagi. Mereka bisa, katakanlah, menempel fotonya atau foto Anda sebagai Joker Merah dan foto ayahnya sebagai Joker Hitam. Atau, jika si kecil suka menggambar, bisa jadi keseluruhan desain kartu remi adalah kreasi gambar anak Anda. Dengan kartu remi buatan sendiri ini, permainan akan semakin seru dan mengejutkan! Juga, selain bersenang-senang, paket kartu remi yang ”custom” ini bisa jadi kebanggaan keluarga Anda.

PM Toh
PM Toh adalah julukan bagi Tengku Adnan, seorang penjual obat sekaligus pendongeng asal Aceh. Tengku Adnan bisa menirukan suara terompet bus-bus Trans Sumatera 1970-an yang dikenal dengan julukan PM Toh. Orang-orang pun akhirnya menggelarinya dengan julukan itu. Seni hikayat Tengku Adnan kemudian menginspirasi Agus Nur Amal, seorang pencerita terkenal yang biasa melakukan pertunjukkan monolog keliling dari satu kota ke kota lainnya. Pria ini pun kemudian dikenal dengan nama Agus PM Toh.

Dalam pertunjukkannya yang biasanya bertema sosial politik, Agus PM Toh menggunakan alat-alat domestik untuk mendukung gaya berceritanya yang menggunakan pendekatan humor. Di tangan Agus, benda-benda yang biasa kita temui di rumah jadi memiliki makna baru. Misalnya, gayung sebagai simbol dari helikopter.

Permainan PM Toh ini tentu bisa juga dilakukan oleh keluarga Anda. Tak perlu topik yang berat, ajak anak-anak untuk menceritakan tentang hal-hal keseharian mereka dengan menggunakan benda-benda yang mudah di temui di rumah, lemari es, kamar, atau bahkan tempat pensil. Cerita bisa kisah nyata, bisa pula fiktif seperti dongeng dalam bentuk yang lebih kasual. Tontonlah ”pertunjukan” monolog anak Anda dengan apresiatif. Beri tepuk tangan pada ”adegan-adegan” yang menarik. Beri komentar di sela pertunjukkan pun bisa jadi tak mengapa, hingga show bisa interaktif. Atau, bisa pula Anda yang bercerita dengan teknik ini untuk mengisahkan hal-hal atau pelajaran sekolah si kecil, seperti misalnya pelajaran sejarah hingga matematika. Imajinasi berkembang. Ilmu bertambah dengan cara yang riang, bukan hanya bagi si kecil tapi Anda juga.

Mading Keluarga
Anda tentunya paham dengan istilah ”mading” atau “majalah dinding“ yang umum ada di sekolah-sekolah. Formatnya seperti majalah, tapi isi berita di tempel di sebuah papan. Jenis berita biasanya adalah seputar kegiatan aktual dan program sekolah serta karya-karya para siswa. Ya, Anda bisa membuat mading sendiri versi keluarga Anda. Caranya mudah. Pasang sebuah papan berukuran cukup besar di ruang keluarga (sesuaikan dengan ukuran ruang). Lalu, secara berkala (bisa seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali) isilah mading tersebut dengan tulisan, gambar, atau foto tentang apa saja yang ingin disampaikan oleh masing-masing dari keluarga Anda. Tempelkan semuanya di mading keluarga. Bisa juga papan mading tersebut Anda bagi menjadi beberapa bidang atau ”kavling” yang sudah ditentukan untuk diisi oleh masing-masing anggota keluarga.

Kalau itu terasa membosankan, tak perlu dilakukan, setiap anggota bebas memilih bidang untuk menempel karyanya. Segala hal bisa ditempel di sana: gambar-gambar, puisi, bungkus permen yang sedang digemari, cerita-cerita seru, foto-foto weekend kemarin (berikut keterangan foto/caption-nya), tebak-tebakan terbaru, apa saja! Ajak pula pembantu rumah tangga atau pengasuh anak-anak untuk turut serta mengisi mading.

Dokumentasikanlah setiap ”edisinya” (dengan cara memotretnya) sebelum dicopot dan diganti dengan edisi berikutnya. Mading ini akan menjadi semacam blog bersama keluarga Anda. Dan, sangat mungkin menjadi media komunikasi yang segar bagi semua orang di rumah, mendekatkan satu sama lain. Sudah tentu permainan ini sangat edukatif. Buatlah menjadi menggembirakan!

Berhitung di Supermarket
Saat belanja bulanan bersama di supermarket, Anda bisa menciptakan aneka permainan bersama anak-anak. Salah satu yang termudah adalah bermain berhitung. Sesuaikan kuis Anda dengan pelajaran matematika yang telah di terima anak di sekolah. Contohnya, ketika berbelanja keju atau telur dalam satu kemasan tertentu (misalnya satu kemasan berisi 12 lembar keju), ajak si kecil untuk menghitung harga satuan dari selembar keju tersebut (jangan lupa membawa buku kecil dan pulpen untuk menghitung). Bila jawaban benar, Anda bisa membelikan snack kesukaan si kecil sebagai hadiahnya. Anda dan pasangan bisa mendiskusikan permainan lainnya untuk diterapkan pada saat belanja bulan berikutnya.

8 Ide Permainan Cerdas Sederhana untuk Bayi
1. Sarung Tangan “Halo” (0-3 bulan)
Manfaat: Antisipasi peristiwa, ekspresi emosional, interaksi sosial, kepercayaan
Bahan: Sarung tangan lembut, mainan binatang-binatang kecil yang lembut, jarum dan benang jahit, selimut lembut untuk alas tidur bayi.
Cara bermain:
  1. Jahitlah mainan binatang kecil di sarung tangan, agar dapat dilihat bayi saat dikenakan.
  2. Baringkan bayi dan goyangkan jari Anda sambil mengeluarkan suara binatang untuk menarik perhatian bayi.
  3. Berikan kejutan pada si bayi dengan menempatkan sarung tangan bersarung Anda di perut, kaki, lengan dan anggota tubuh lainnya, dan katakan ”halo” dengan senyum lebar. Gelitiki bagian tubuh itu dan lanjutkan bermain lagi.
2. Ke Mana Perginya? (0-3 bulan)
Manfaat: Menstimulasi penglihatan bayi untuk menjami perkembangan visual yang baik.
Bahan: Sapu tangan warna-warni
Cara bermain:
  1. Peganglah saputangan di hadapan si kecil, lambaikan dan ucapkan sesuatu tentang warnanya yang cerah.
  2. Bila yakin si kecil memandangnya, gerakkan saputangan itu ke satu sisi agar si kecil mengikutinya.
3. Ayo Tendang (4-6 bulan)
Manfaat: Melatih keterampilan motorik.
Bahan: Mainan kecil, kaos kaki warna-warni.
Cara bermain:
  1. Baringkan si kecil, dan ikatkan mainan-mainan kecil di kakinya.
  2. Biarkan si kecil menendang-nendang.
  3. Ganti mainan dengan kaos kaki warna-warni.
4. Baca Bibirku (4-6 bulan)
Manfaat: Mendorong bayi untuk lebih banyak bicara.
Cara bermain:
  1. Ketika bayi bersuara, respon suaranya, dengan mengulangi suara yang dia buat. Letakkan tangannya di bibir kita, agar ia merasakan gerakannya dan udara yang keluar masuk.
  2. Letakkan jemari kita di bibirnya, dan doronglah ia agar lebih banyak bicara.
5. Bola Bergulir (6-9 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kemampuan motorik.
Bahan: Bola.
Cara bermain:
  1. Dudukkan bayi, dan gulirkan bola ke arahnya.
  2. Gulirkan bola ke arah Anda, dan tunjukkan bayi cara menangkapnya. Bayi akan gembira ketika bola bergulir mendatanginya.
6. Terbang ke Udara (6-9 bulan)
Manfaat: Gerakan dan musik yang bersamaan merangsang kedua sisi otak.
Cara bermain:
  1. Peganglah si kecil di lengan berkeliling ruangan sambil menyanyikan ”Balonku Ada Lima.”
  2. Ketika sampai pada kata ”door,” angkat si kecil ke udara, kemudian turunkan dan kecup si kecil.
7. Tik Tok Tik Tok (10-12 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kesadaran pendengaran.
Bahan: Jam putar dengan suara nyaring.
Cara bermain:
  1. Perdengarkan suara tik tok pada si kecil.
  2. Kemudian ambil jam itu dan sembunyikan di bawah bantal. Mintalah si kecil mencarinya.
8. Baca dengan Lantang (10-12 bulan)
Manfaat: Mengembangkan kemampuan bahasa.
Bahan: Buku cerita bergambar.
Cara bermain:
  1. Tunjukkan sebuah gambar dan katakan benda apa itu. Lakukan beberapa kali untuk gambar yang sama agar si kecil mempelajari nama benda itu.
  2. Tanyakan pada si kecil, ”Di manakah.....?” Lihatlah apakah si kecil akan menunjuk gambar.
  3. Baca buku yang sama berulang-ulang kali.

-ibudanbalita.com- 



[ Read More ]


“orang tua harus memahami kemampuan di atas rata-rata anak berbakat dan tetap mendorong anak untuk bersosialisasi.”

Seorang anak di kategorikan anak berbakat, tak semata-mata karena mudah memahami segala sesuatu, mempunyai daya ingat baik serta mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan cepat. Bisa jadi mereka bukan siswa yang selalu berprestasi. 

Namun, ada sesuatu yang membedakan dirinya dengan siswa lain di kelas, yakni kewaspadaan (alertness), kemampuan memahami (quick insights), dan keterampilan lain yang lebih hebat dari anak lain seusianya. Hal ini membuat anak mampu menunjukkan prestasi luar biasa di sekolah. Satu ciri pasti yang ditunjukkan anak berbakat umumnya adalah skor IQ-nya tinggi.

Bagaimana perasaan anda jika si kecil diidentifikasi sebagai anak berbakat? Takjub? Bingung? Riang? Gelisah? Anda mulai menyadari si kecil akan memiliki perilaku berbeda dengan teman-teman sebayanya. Semakin tinggi skor IQ anak, kian membuat anak menjadi tidak tipikal. Biasanya 3-5 persen anak dari populasi sekolah tergolong gifted (berbakat). Jika ada 1000 siswa, maka paling tidak ada 30-50 anak yang tergolong gifted.

Hidup dengan Keberbedaan
Harus disadari anak berbakat berbeda perkembangannya dibanding teman sebayanya. Apalagi jika tingkat kecerdasan anak semakin tinggi. Menurut Dr Reni Akbar Hawadi Psi, Ketua Pusat Keberbakatan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, perbedaan-perbedaan yang dimiliki anak berbakat akan membuatnya merasa terasing dalam perkembangannya saat dia merasa harus bermain dan membangun persahabatan dengan anak-anak lain.

Bagi anak berbakat kebutuhan sosial dan emosional ini tidak dengan serta merta diperolehnya. Dikarenakan kelangkaan dan karakteristiknya, maka anak berbakat akan dilihat sebagai orang aneh dalam kelompok sosialnya. Ini sebenarnya yang menjadi tantangan diri seorang anak berbakat sesungguhnya. Anak harus mampu membawa dirinya agar bisa diterima baik oleh anak-anak yang lain. Perbedaan yang dimiliki anak berbakat sudah dapat dideteksi sejak bayi, seperti bisa berjalan atau berbicara lebih dini. Perkembangan anak berbakat berada di atas 30 persen anak seusianya. Anak berbakat sering kali mampu melewati kesulitan belajar lebih cepat dari teman sebayanya.


Sering kali orang tua bingung bagaimana harus bersikap. Biasanya orang tua anak berbakat dianjurkan mengabaikan tabel normal usia anak dan membiarkan anak berkembang sesuai tempo perkembangannya. Namun, dengan demikian anak dipaksa melampaui tingkat kesiapannya. Sebaliknya, ada pendapat untuk tidak menghambat kemajuan perkembangan anak.


Perkembangan yang cepat pada anak berbakat membawa konsekuensi adanya kebutuhan yang berbeda pada dirinya. Sebaiknya orang tua mendukung dan merangsang anak, namun tidak dengan tuntutan berlebihan. Jangan menghambat perkembangan unik anak dengan melemahkan keinginannya mengeksplorasi lingkungan. Kebanyakan orang tua baru menyadari anaknya tergolong anak berbakat saat mulai masuk prasekolah. Agar penanganan anak tidak terhambat, Reni menyarankan agar setiap orang tua memiliki semacam buku harian mencatat setiap perkembangan anak, yaitu Buku Perkembangan Bayi. Pastikan mencatat setiap kali perilaku anak yang tidak biasa (unusual).


Gaya belajar

Orang tua prasekolah sepatutnya menjadi pengamat dan pendengar yang baik bagi gaya belajar anak. Sejak bayi akan terlihat lebih terlibat pada hal-hal sekitarnya di banding bayi lainnya. Anak suka menjelajah sekelilingnya, fisiknya aktif, tidak pernah diam. Saat di dalam mobil anak susah duduk diam manis. Berikan kuis-kuis kecil tentang apa yang mereka lihat sepanjang jalan. Misalnya, ada berapa mobil warna merah di jalan dan sebagainya.
Bahasa
Anak berbakat terlihat suka ngoceh meniru orang dewasa, mampu berbicara menggunakan kalimat-kalimat kompleks dan kata-kata yang tidak lazim, menjawab secara gamblang dan merespon pertanyaan dengan cepat. Perkembangan bahasa mereka jauh melampaui anak sebayanya. Seringkali memberikan elaborasi terhadap pemecahan masalah yang disampaikannya. Kemampuan berpikirnya menunjukkan kemampuan di dalam mengelompokkan, mengklasifikasi, membandingkan dan membuat perbandingan antara berbagai hal. Cara berpikir yang luwes, mampu melihat informasi dari sisi yang lain serta melakukan hal-hal dalam situasi sekarang dengan menggunakan data dari masa lalu.

Kosa kata

Anak berbakat mampu memahami banyak kata di banding anak lainnya. Rasa ingin tahu anak berbakat membuatnya selalu bertanya sehingga salah satu ciri anak berbakat adalah kaya kosakata dan lebih maju dari anak lainnya. Dalam bahasa ekspresif, anak berbakat menunjukkan kemampuan lebih. Pemilihan katanya banyak dan beragam, sehingga terlihat berwarna, kaya kata sinonim, dan secara jelas menyebutkan benda yang dilihatnya dengan rincian kata lain yang mengikuti penjelasan benda tersebut.

Keterampilan motor
Anak berbakat mempunyai perkembangan motorik lebih cepat. Dia mampu memakai pakaian dan makan sendiri. Mampu memegang benda dengan tepat, sementara anak lain sulit memegangnya. Mereka juga mampu menirukan perilaku yang dilihatnya. Mampu menggambar benda yang kompleks, selalu menggambar benda yang dilihatnya. Untuk itu penuhilah kebutuhannya dengan berbagai kegiatan motorik seperti tenis, berenang, dan melukis.

Kolektor

Secara umum anak berbakat suka mengoleksi hal-hal yang menjadi minatnya. Misalnya perangko, komik, stiker, gantungan kunci, kerang dan lain-lainnya. Penuhilah kebutuhannya menjadi kolektor, karena melalui koleksi yang dimilikinya, kemampuan abstraksi anak menjadi semakin berkembang. Melalui koleksi ini anak akan mencari hal-hal yang sama, misalnya warna, ukuran, tekstur, atau ciri lainnya sehingga anak belajar melakukan klasifikasi dan perbandingan.

Membaca

Kebanyakan anak berbakat mampu membaca sebelum masuk sekolah dasar. Ada anak usia kurang dari satu tahun, telah mampu menyadari buku bergambar yang dipegangnya terbalik. Dia selalu mengubah posisi buku yang salah. Begitu juga perilaku anak berbakatnya semasa usia di bawah tiga tahun, yang belum bisa membaca, namun seolah membaca dari kiri ke kanan dan membuka halaman satu per satu. Sebanyak 50 persen anak berbakat telah mampu membaca pada usia 2 - 2,5 tahun. Orang tua anak berbakat yang mampu membaca dini ini menyebutkan bahwa hal tersebut dimungkinkan karena tersedianya banyak bacaan di rumah. Selain itu, dengan membacakan cerita termasuk membacakan kata-kata yang dilihat di bungkus makanan, dus sepatu, papan iklan, dan sebagainya.

Matematika

Keterampilan aritmatika juga dimulai sejak dini, melalui pemahaman, misalnya besar kecil, banyak sedikit. Anak berbakat memiliki minat pada jam, pertanyaan berapa lama, berapa jauh, berapa banyak, dan berapa harganya. Mereka juga tertarik dengan umur dan ulang tahun. Ada seorang anak berbakat mengajukan pertanyaan yang janggal, “Ma, nenek sekarang umurnya 75 tahun, jadi meninggalnya umur berapa ya?” di samping itu ada hubungan perkembangan motor dan perceptual yang ditunjukkan dengan kemampuan mengenal arah, kiri, kanan, depan, belakang, atas, bawah, jauh, dekat, dan lainnya. Biasanya, anak yang cepat perkembangan motoriknya akan memiliki kemampuan aritmatika yang baik.

Rasa ingin tahu

Anak berbakat suka bertanya, bertanya, dan bertanya. Dia suka mencoba, jika ada pertanyaan yang tidak terjawab, anak akan meminta mencarikannya. Penuhilah kebutuhan rasa ingin tahunya ini tidak hanya melalui buku, film, tapi juga mencoba mengerjakan sesuatu dan melihat banyak tempat, seperti museum, pabrik, sawah, kantor, dan lainnya.

Ingatan

Anak berbakat memiliki daya ingat luar biasa sehingga mampu menceritakan hal pada masa lalu secara rinci. Untuk memenuhi keingintahuannya membuat anak selalu bertanya dan mencari bahan yang di inginkan. Hal yang digemari anak berbakat usia 5 tahun biasanya adalah tentang dinosaurus. Anak tak akan hanya membeli buku tentang dinosaurus tetapi hal-hal yang berbau dinosaurus seperti mainan, T-shirt, puzzle, dan sebagainya.

Energi

Apakah anda merasa anak berbakat anda terlihat tidak pernah capek? Anak berbakat selalu terlihat aktif, sibuk terlibat dengan berbagai hal di lingkungannya. Sebagai orang tua, anda bisa menyusun jadwal kegiatannya agar berbagai minat yang ingin dikembangkannya akan berjalan dengan baik. Biasanya, jadwal tidur anak berbakat lebih sedikit dari anak lainnya dan berbeda karena sifat individual. Aktivitas yang berlebihan tersebut bukanlah bentuk hiperaktif. Kegiatan yang menguras energi pada anak berbakat jelas terpusat dan bertujuan.

Pertemanan

Anak berbakat lebih memilih bermain dengan orang yang lebih tua bahkan dewasa. Jadi, anda tidak perlu mendorongnya bergaul dengan teman sebayanya. Karena kebutuhan yang dicarinya dapat terpenuhi oleh anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Bagaimana pun anak berbakat akan merasa tidak nyaman bila berada dengan anak sebayanya yang membuatnya terlihat begitu berbeda. Orang tua harus mampu mendorong anak berbakat jangan terisolasi.

-ibudanbalita.com-


[ Read More ]


Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dalam perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orangtua berenang di tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam. Asumsi tradisional ini menganggap potesi kecerdasan inteligensia terbatas pada saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap intelegensia berdasarkan kapasitas otak seseorang. Artinya, anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi intelegensia dan potensinya.
 
Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways Of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak. Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati. Dalam artian anak cerdas adalah pemberian tuhan namun tidak bisa diupayaakan.

Dr. Howard Gardner, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS, mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. ’’Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence,’’ katanya. Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan, Einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika.
Apakah Einstein lebih cerdas dibanding Mozart ? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan kecerdasannya di berbagai bidang.

Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, cerdas logika/matematika, cerdas visual-spasial, cerdas musik, cerdas gerak, cerdas alam, cerdas sosial, dan cerdas diri. Setiap orang berpotensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda.

Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi mulitiple Intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri, dan menyukai alam. Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan beragam aktivitas.

Ada beberapa ide untuk mengembangkan kecerdasan balita yang bisa Anda terapkan di rumah :
 
1. Bahasa/Linguistik: Membacakan cerita, Mengembangkan perbendaharaan kata dengan bermain kata

2. Logika/Matematika: Mengajak anak berhitung, Bermain angka, Gunakan konsep penambahan dan pengurangan sederhana

3. Visual/Spasial: Menggambarkan untuk bayi Anda, Berbagi gambar dan visual, Izinkan bayi bermain warna

4. Musikal/Ritme:  Menyanyikan lagu, Bermain musik, Perkenalkan anak dengan beragam bunyi dan musik

5. Gerak Tubuh/ Kinestetik: menyentuh dan menggambarkan bagian-bagian tubuh, Ajak anak bermain dengan mainan dan balok-balok

6. Naturalis: Bawa anak keluar rumah melihat pepohonan dan tetumbuhan, Pelihara binatang piaraan, Mengunjungi kebun binatang dan taman

7. Interpersonal: Biarkan bayi Anda berinteraksi dengan bayi lain, Bermain ‘pura-pura’

8. Intrapersonal: Berikan bayi waktu untuk sendiri atau di keheningan

Memperkaya otak anak dipaparkan oleh Kagan dalam sebuah studi klasik. Beberapa Ilmuwan menguji beberapa tikus percobaan yang tumbuh di lingkungan berbeda. Tikus A tumbuh di lingkungan yang dipenuhi mainan, sedangkan tikus B tidak. Tebak tikus mana yang lebih pintar? Yaitu tikus A. Tikus A bisa keluar dari lorong teka teki lebih cepat dibandingkan tikus B. Para ahli juga menemukan perubahan pada struktur otaknya. Otak berkembang secara penuh dan lebih berbobot pada tikus A. Baru-baru ini, penelitian tersebut diujikan kepada hewan primata yang memiliki konsep saraf plasticity mirip manusia. Kesimpulannya, seseorang tumbuh dengan perkembangan otak lebih baik jika difasilitasi beragam pengalaman.

Psikolog Elly Risma Musa mengatakan, kecerdasan anak tidak hanya bersumber dari pemenuhan nutrisi yang seimbang, tetapi juga disertai pemberian stimulasi pada anak. Anak yang cerewet, kritis, dan senang bercerita, apabila mendapat asahan yang tepat akan memiliki kepintaran verbal linguistik, yaitu anak yang mampu berinteraksi dan meyakinkan orang di sekitarnya. “Anak seperti ini siapa tahu kelak menjad orator ulung seperti Bung Karno,” ujar Elly yang juga Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini.

Sangat disayangkan, tambahnya, jika orang tua terlalu memaksakan keinginan mereka pada anak. Sehingga anak tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. “Jangan sampai anda sebagai orang tua terlambat mengetahui potensi anak, karena dapat menghambat kecerdasannya kelak,” ujar Elly. Usia batita dan balita merupakan golden period bagi perkembangan otaknya. Saat berumur 10 tahun kemampuan otak anak sudah terbentuk dengan baik.

Memperkaya lingkungan rumah

Agar anak berkesempatan mengembangkan potensi kecerdasannya, maka lingkungan rumah perlu disulap dengan beragam kegiatan dan fasiltas. Bagian terpenting untuk menemani anak belajar adalah kehadiran Anda. Ada beberapa ide yang bisa Anda lakukan bersama si kecil :

Bahasa/Linguistik
  1. Cinta Buku. salah satu kegiatan yang disukai anak adalah kegiatan membaca. Untuk anak usia prasekolah mulai perkenalkan dengan buku cerita dongeng, puisi sederhana, bacaan untuk anak. Saat usia sekolah, perkenalkan anak dengan majalah anak, novel, komik, dan ensiklopedi.
  2. Televisi. Percaya atau tidak, tv bisa mendemontrasikan banyak hal melalui acara program edukasi, atau DVD. Atau anak belajar membaca melalui teks dialog yang ditampilkan di layar tv.
  3. Banyak menulis. Dukung kegiatan menulis dengan menyediakan kertas, bolpoin, pensil dan krayon.
Logika/Matematika
  1. Sediakan instrumen matematik. Biarkan anak bereksplorasi dengan kompas, penggaris, skala, gelas ukur.
  2. Gunakan peralatan. Alat berhubungan dengan kecerdasan logika dan gerak tubuh anak. Setiap peralatan memerlukan pemahaman logika untuk menggunakannya. Dorong anak untuk belajar menggunakan banyak peralatan.
  3. Komputer. Anak Anda pasti suka memencet tombol atau bermain games. Pada anak usia sekolah sudah mulai bisa diajarkan membuat database, surfing website atau belajar Microsoft. Yang bisa membangun
  4. pengaturan logika dan struktur anak
Visual/Spasial
  1. Sediakan alat kerajinan tangan. Sangat menyenangkan jika anak berhasil membuat sesuatu dengan kertas-kertas, krayon, gunting dan lem.
  2. Sediakan alat melukis. Mulai ajari anak melukis dengan menggunakan jari-jarinya lalu lanjut menggunakan cat air, akrilik dan cat minyak.
  3. Menggunakan Software. Bisa juga anak menggambar dan membuat ilustrasi menggunakan komputer.
Musikal/Ritme
  1. Pemain musik. Studi menemukan anak yang mendengarkan musik Mozart selama 10 menit, akan lebih baik di kegiatan spasial. Penelitian menunjukkan beberapa jenis musik tertentu dapat meningkatkan kecerdasan anak.
  2. Alat Instrumen. Penelitian membuktikan bermain musik tak hanya meningkatkan kecerdasan musik anak tapi juga bisa mengembangkan bagian otak.
  3. Berkaraoke. Fasilitasi anak dengan beragam lagu yang bisa dinyanyikannya.
Gerak tubuh/Kinestetik
  1. Lemari Kostum. Kembangkan imajinasi anak dengan bermain sebagai aktor menggunakan kostum dan make up.
  2. Peralatan Olahraga. Peralatan olahraga dan permainan membantu mengembangkan kordinasi mata-tangan dan mengembangkan kemampuan gerak motorik anak. Aktivitas fisik juga berperan dalam perkembangan cerebellum, bagian otak yang mengatur beberapa fungsi motorik juga daya ingat, konsentrasi, persepsi spasial, dan bahasa.
  3. Aktivitas gerak motorik halus. Mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan kegiatan menjahit, merajut, menggambar atau kegiatan lain yang menggunakan keterampilan jari tangan dan kakinya.
Naturalis / alam
  1. Kolam ikan. Coba masukan tangannya ke kolam ikan atau akuarium. Hati-hati jangan sampai anak measukan tangannya ke mulut.
  2. Binatang piaraan. Memelihara binatang piaraan merupakan cara terbaik anak berinteraksi dengan hewan. Anak belajar kebiasaan, karakteristik, dan perbedaan sifat hewan.
  3. Kebun. Sekuntum bunga atau kebun tanaman bisa dijadikan perjalanan seru. Anda juga bisa mengajarkan tanaman di pot.
  4. Peralatan observasi. Melihat dengan teleskop atau menggunakan gelas ukur atau mikroskop untuk menganalisa.
Intrapersonal
  1. Hargai privasi anak. Kadang anak memerlukan waktu untuk sendiri tanpa berinteraksi atau gangguan dari luar. Anak hanya ingin mendengarkan pikirannya sendiri. Apakah ada tempat anak merenung di rumah? Mungkin di kamar atau kebun.
  2. Hobby station. Dukung anak menyalurkan hobinya. Anda bisa mengikut sertakan anak ke kelas fotografi, jurnalis, vokal. Musik, menggambar, untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak.
  3. Area belajar. Sebuah area anak bisa menikmati waktunya dengan menulis diari atau menempatkan barang-barang pribadinya.
Melihat beberapa tips di atas mungkin banyak dari Anda yang sudah menerapkannya. Artinya, anak hidup di lingkungan belajar yang kondusif. Jika perhatian Anda luput pada suatu hal, Anda bisa menyeimbangkannya dengan memberi investasi berikutnya untuk mengembangkan edukasi dan otak anak. Ingat elemen terpenting meningkatkan kecerdasan anak adalah apa yang anak dan Anda lakukan bersama bukan hanya apa yang mereka dapat.

-ibudanbalita.com-


[ Read More ]


MEDAN- Kecerdasan berbahasa anak tak harus dikembangkan melalui belajar bahasa. Namun melalui penyampaian cerita berupa dongeng merupakan hal yang cukup memungkinkan.

Psikolog Kota Medan Irna Minaul mengatakan, penyampaian cerita baik itu cerita rakyat yang nyata, dongeng dan sebagainya, dapat meningkatkan kecerdasan berbahasa anak.

“Melalui cara ini seorang guru dapat merangsang kecerdasan intelegensia, kemampuan berpikir secara logis sistematis, kemampuan berinteraksi hingga selera berbahasa dan seni,” terangnya kepada wartawan, Rabu (17/11).

Nah, lanjutnya, cerita-cerita ini tak boleh dilepas begitu saja dari sisi pengembangan pendidikan. “Karena kecerdasan hati yang meliputi kecerdasan emosional dan spiritual terdapat pada cerita-cerita yang kita lontarkan kepada anak,” kata Irna.

Menurut Irna, jika selama ini asupan pendidikan lebih ditekankan pada pengembangan kecerdasan intelegensia anak didik, lewat cerita-cerita ini juga bisa. “Hal ini dapat mengasah kecerdasan hati, karena banyak cerita-cerita baik yang berasal dari nusantara maupun dari mancanegara mengusung nilai moral dasar,” tuturnya seraya menambahkan, penyampaian cerita-cerita ini juga mampu merangsang imajinasi dan kreativitas anak.

Lebih lanjut Irna mengatakan, kesadaran berdisiplin dapat ditanamkan melalui cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.

Irna mengatakan, anak usia dini terutama di bawah usia lima tahun memiliki aktivitas yang spontan, alami, dan sangat bersemangat untuk mengetahui hal-hal yang baru ditemui atau dialaminya. “Oleh sebab itu, setiap guru yang bercerita perlu memahami kondisi anak didik, terutama proses tumbuh kembang kreativitasnya,” ujarnya.
 
Irna berharap, para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki minat tinggi dalam hal membaca dan mengasah keterampilan berkomunikasi sebagai bekal bercerita kepada anak atau siswa.


-hariansumutpos.com-




[ Read More ]



Di Pulau Bali yang indah, ada anak laki-laki yang bernama Made. Ia malas berpikir dan sukanya tidur. Ayahnya menyuruh dia gembala ternak... Begitu awal cerita yang dinarasikan. Lalu, semua pengunjung yang memenuhi ruangan Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Kamis (11/11/2010) siang, matanya tertuju ke panggung.
Bayangkan, anak-anak yang masih duduk di taman kanak-kanak, bisa menyajikan cerita rakyat yang begitu menarik ditonton di pentas. Mereka anak TKK Penabur 10, Pantai Kapuk, yang mementaskan cerita rakyat Bali berjudul Made dan Keempat Sahabatnya.

Singkat cerita, ketika mengalami kesulitan karena didenda orangtua agar mengganti kehilangan ternak gembalaannya dengan 40 keping emas, Made mendapat pertolongan dari binatang-binatang yang ditolong Made sebelumnya.

Ketika suatu kerajaan menggelar perlombaan berhadiah emas, Made dan empat temannya ikut serta. Keempat teman Made juara di empat jenis perlombaan, tanpa kalah sekali pun. Sehingga, hadiah emas sebagian dari harta kekayaan kerajaan diraih Made dan kawan-kawan.

Dasar Made orangnya baik dan jujur, ia tak mau dikasih emas terlalu banyak. Cukup 40 keping saja. Ketika Made pulang membawa kepingan emas itu, orangtuanya kaget tak percaya. Ternyata Made ketika diberi tantangan, baru diketahui bahwa ia seorang anak yang cerdas, rajin, jujur, dan suka bekerja keras. Tidak seperti gambaran awal, pemalas dan suka tidur.

Kisah Made tersebut ditampilkan di panggung dengan baik, menarik, dan lucu di panggung Festival Bercerita IX, yang digelar Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA) bekerjasama dengan BBJ, Grasindo, Kementerian Diknas, dan Mandiri Investasi.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengaku terharu dan bahagia. "Saya terharu dan merasa bahagia. Cerita rakyat membuat hati kita bangga. Selamat buat Pak Raden dan para guru," katanya.

Fasli Jalal, ketika membuka Festival Bercerita IX, membacakan cerita rakyat dari Manokwari, berjudul Masarasenani dan Matahari. Cerita berdurasi sembilan menit itu mampu dibawakan Fasli dengan sangat menggugah. Masing-masing tokoh, dibawakan Fasli dengan warna suara, intonasi dan tekanan, serta karakter yang berbeda.  

Upaya mencerdaskan 

Festival Bercerita yang rutin digelar sekali dua tahun sejak 20 tahun lalu berdirinya Kelompok Pecinta Bacaan Anak (KPBA), menurut Ketua KPBA Murti Bunanta, adalah upaya mencerdaskan bangsa lewat beragam acara yang bersifat edukatif.

"Kami menyelenggarakan festival ini selama bertahun-tahun dengan tujuan untuk melestarikan budaya membaca bahasa Indonesia dan keragaman Nusantara. Kami tidak hanya fokus kepada anak-anak, namun juga kepada guru-guru dengan cara memberikan pelatihan kepada pengajar anak-anak usia dini agar mereka memiliki keterampilan dalam menceritakan cerita-cerita yang sarat akan pesan moral kepada anak-anak," jelasnya.

Pada hari pertama Festival Bercerita, Duta Besar Slovakia Stefan Rozkopal, tidak saja menunjukkan kemampuannya bercerita kepada anak-anak, tetapi juga kemampuannya berbahasa Indonesia dengan baik dan lancar. Stefan membacakan cerita berjudul Kancil dan Raja Hutan.

Sebaliknya, seorang murid kelas 6 SD di Surabaya bernama Jasmine Wirawan malah bercerita dalam bahasa Inggris. Tampil sendirian mementaskan cerita Suwidak Loro, yang ditulis Murti Bunanta, Jasmine tampil energik, lincah, kocak, dan tentu saja menarik.

Presiden Direktur Mandiri Investasi, Abiprayadi Riyanto, pun tampil membacakan cerita dari Aceh berjudul Anak Kucing yang Manja.

Menurut Abiprayadi, pelestarian budaza membaca bacaan brevaza Indonesia sangatlah penting bagi anak-anak Indonesia. "Di era modernisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, anak-anak Indonesia harus tetap diajarkan untuk mengenal dan mencintai cerita dari negerinya. Indonesia Sangat kaya akan cerita rakyat dan pahlawan yang memiliki pesan budi pekerti luhur yang dapat menjadi suri teladan anak dalam berprilaku di masyarakat," ungkapnya.

Melalui festival ini, Mandiri Investasi memberikan bantuan buku cerita rakyat dwibahasa yang akan disumbangkan ke berbagai sekolah dan perpustakaan di 10 kota di Indonesia. Selain itu, buku juga akan diserahkan kepada 30 orang perwakilan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) yang akan berada di Yakarta, untuk mengikuti pelatihan bercerita yang diselenggarakan oleh KPBA.

-kompas.com-


[ Read More ]


Usia batita adalah masa yang paling tepat bagi anak untuk dikenalkan pada huruf dan kata serta menumbuhkan keinginan bacanya. Meski demikian, syarat dan ketentuan berlaku di sini, yaitu:

1.  Ajarkan membaca dengan cara yang menyenangkan

2.  Jangan paksa anak, kalau sudah terlihat bosan segera hentikan.

3.  Jangan pasang target-target tertentu, seperti sekian bulan sudah hafal sekian huruf

4.  Berikan contoh langsung, anak yang tumbuh dari keluarga suka membaca lebih mudah mencintai kegiatan baca.

Langkah-langkah

Dengan kondisi menyenangkan tanpa target, inilah yang dapat Anda lakukan untuk mengajak anak Anda membaca :

1. Memasang karpet huruf
Pasanglah karpet huruf di kamar anak. Saat ini banyak tersedia karpet dengan motif huruf serta gambar-gambar menarik yang terbuat dari bahan karet yang bisa dilepas-lepas ataupun bahan wol. Dengan demikian setiap hari, tanpa disadari anak akrab dengan berbagai bentuk huruf.

2. Tempel nama
Tempelkan nama anak di pintu kamar atau lemarinya. Dengan melihat tulisan namanya setiap hari, si kecil akan hafal huruf-huruf tertentu sehingga ia tidak kaget saat belajar mengeja namanya.

3. Ada huruf di mana-mana
Kalau anak terlihat mulai asyik belajar mengenal huruf, orangtua bisa menempel huruf di tempat-tempat yang mudah terlihat. Misal, di lemari, pintu kulkas, dinding, kursi, buku dongengnya, dan sebagainya. Metode ini diharapkan mempermudah anak dalam belajar bunyi-bunyian huruf karena ia sudah mengenal bentuk huruf sebelumnya.

4. Kartu bergambar
Biasanya kartu baca itu berukuran 8×10cm, dengan gambar tertentu disertai tulisan di bawahnya. Contoh, gambar buah apel dengan tulisan APEL di bawahnya. Cara bermainnya cukup mudah, tunjukkan beberapa kartu supaya anak ingat. Lakukan dengan cara menyenangkan, misalnya menyelipkannya di antara kegiatan bermain.

5. Lagu-lagu
Beberapa lagu memang dibuat untuk mengajarkan kenal huruf pada anak. Nyanyikan lagu sambil bermain atau setelkan CD-nya saat bermain bersama anak. Lama-lama anak akan hafal karena sering menirukan bunyinya.


-anakjenius.com-


[ Read More ]