Featured Posts
Paud, Jembatan Keunikan Anaktuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya.....
Kunci Penting Kembangkan Bakat AnakBAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya....
Pengembangan Bakat Disesuaikan dengan Kebutuhan AnakKUNCI lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan bakat anak adalah dengan selalu berpijak pada kebutuhan anak....
Dari lahir hingga 4 bulan
Lakukan aktivitas:
* Membaca untuknya,
* Membuat mimik wajah yang berlainan,
* Mengelitikinya,
* Memindahkan obyek yang dilihat bayi perlahan-lahan,
* Menyanyikan lagu anak-anak dengan frase yang diulang,
* Menceritakan aktivitas Anda saat bersamanya. Misal; "Adik sudah mandi, sudah wangi. Sekarang Mama taburin minyak telon di perut Adik supaya hangat. Sekarang Mama mau kasih bedak di badan Adik supaya wangi."
Usia 4-6 bulan
* Bantu bayi untuk memeluk boneka binatang,
* Tumpuk barang-barang seperti blok plastik dan biarkan si kecil menjatuhkannya,
* Mainkan musik dengan ritme berbeda,
* Tunjukkan buku dengan warna-warni terang kepada si bayi,
* Biarkan si bayi mengenal barang dengan tekstur yang berbeda.
Usia 6-18 bulan
* Bicaralah dan berinteraksi berhadapan untuk meningkatkan koneksi antara suara dan kata-kata,
* Tunjuk orang-orang yang ia kenal dan sering lihat sambil mengulang namanya,
* Nyanyikan lagu-lagu dengan kalimat berulang serta gerakan tangan,
* Bermain petak umpet yang ringan, seperti menutup matanya atau menutup wajah Anda dan kejutkan ia dari balik kain dan sebagainya.
Usia 18-24 bulan
* Main tunjuk bendanya. Misal, "Mana mobil berwarna merah? Mana permen warna hijau?" Atau, Anda bisa memintanya mengambilkan barang yang ada dekatnya, misal, "Mama minta tolong diambilkan bedaknya, dong, Dik."
* Bicaralah langsung kepada si bayi secara langsung,
* Kenalkan si anak kepada alat-alat menulis, seperti krayon dan kertas,
* Tanyakan pertanyaan "dimana dan apa" saat membacakan dongeng untuk anak,
* Dorong anak untuk bermain mandiri dengan mainan favoritnya.
Usia 24-36 bulan
* Berikan pujian pada anak dan dorongan saat ia bermain untuk melatih kemampuan motoriknya,
* Dorong ia dengan memberitahunya cara lain dalam menggunakan mainannya,
* Bantu anak untuk melakukan kegiatan harian, seperti bermain bicara di telepon, mengendarai mobil, mengadakan acara minum teh,
* Saat membaca buku, ajak si anak untuk ikut dalam ceritanya dengan menanyakan pertanyaan berhubungan dengan cerita, tunjukkan kata-kata pada saat membaca pada anak, sambil membantunya mengenali arti kata itu sambil didemonstrasikan jika memungkinkan.
Usia 3-5 tahun
* Ajarkan untuk berbagi dengan contoh,
* Mainkan permainan papan untuk mengajarkan tentang peraturan dan keahlian,
* Batasi waktu menonton televisi menjadi 1-2 jam per hari dan menontonlah bersama si kecil untuk membuatnya menjadi acara yang interaktif,
* Saat si kecil makin mahir, tawarkan pilihan yang sederhana, misal, memilih mau membaca buku atau bermain puzzle,
* Batasi penggunaan kata "jangan" dan dorong ia untuk mengeksplorasi dan mendorong keingintahuannya,
* Berikan rasa hormat dan perhatian, serta tunjukkan kesabaran saat si kecil berusaha menjelaskan pengalamannya,
* Sisihkan waktu setiap hari bersama si kecil untuk mendiskusikan apa saja yang telah ia lalui hari itu, dan dorong si kecil untuk menjelaskan dan mengeksplorasi pengalaman barunya.
-kompas.com-
Sebuah proyek penelitian Universitas Griffith menganalisa lebih 10 ribu anak lima tahun ke bawah untuk mengetahui pengaruh berenang terhadap perkembangan fisik, sosial, intelektual, dan kemampuan bahasa.
Seperti dilansir dari Times of India, Profesor Robyn Jorgensen mengatakan bahwa anak yang memiliki rutinitas berenang cenderung lebih percaya diri dibandingkan dengan anak seusianya yang tak memiliki rutinitas tersebut.
Penelitian ini sudah berjalan setidaknya dua tahun untuk merekam perkembangan anak-anak selama belajar berenang. "Data awal yang kami dapat memberikan kabar perkembangan cukup positif," katanya. "Bahkan anak-anak yang ikut sekolah berenang terlihat berkembang lebih bagus dalam kehidupannya."
Jorgensen mengatakan penelitian juga memantau 60 perenang muda yang diambil secara acak dari sejumlah sekolah di Australia untuk mendukung penelitian. Berdasarkan penelitian, anak yang sejak kecil diajarkan berenang memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak diajari berenang sejak kecil.
Cara terbaik untuk mengajar anak tata krama adalah dengan memberinya contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah. Berikut ini ada beberapa aktivitas yang dapat Anda manfaatkan untuk membimbingnya ke arah yang positif, seperti dikutip dari Modern Mom.
Lewat buku
Membaca buku bersama anak merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengajarkan sikap sopan santun. Ketika memilih sebuah buku untuk anak, pilihlah yang sesuai dengan usia dan karakter yang dikaguminya.
Agar si kecil makin tertarik, pilihlah buku-buku yang mudah dicerna, berwarna, dan banyak gambarnya. Sekarang ini, hampir semua toko buku menyediakan ragam buku mengajarkan sopan santun untuk anak.
Sambil bermain
Mengadakan pesta minum teh di rumah memungkinkan Anda untuk mengajarkan anak-anak Anda, misalnya mengenai bagaimana mengatur meja, sampai tempat duduk.
Sementara anak-anak yang lebih muda bisa belajar sopan santun, anak-anak yang lebih tua dapat menikmati manfaat pesta teh. Mereka akan belajar banyak hal, menyajikan makanan di meja yang benar, meminta sesuatu yang berada di seberang meja, dan bagaimana menyudahi makanan.
Setelah Anda merasa ada kemajuan etiket etiket pada anak-anak, coba pertimbangkan untuk mengajak mereka menghadiri pesta minum teh secara formal.
Bermain sandiwara
Seni peran, misalnya main sandiwara, efektif untuk mengajarkan sopan santun pada si kecil. Untuk mengajarkan perilaku anak Anda melalui bermain peran, berikan contoh dialog, lalu jelaskan skenarionya.
Sebagai contoh, jika Anda ingin mengajarkan si kecil untuk selalu mengatakan "tolong," jelaskan apa pentingnya mengatakan kata itu dan pada situasi seperti apa harus mengatakannya pada orang lain.
Atau, ketika Anda ingin membiasakan si kecil mengatakan “terima kasih,” caranya Anda bisa menyerahkan mainan kepadanya. Lalu mendorong dia mengatakan “terima kasih.” Jangan lupa, Anda merespon dengan mengatakan “terima kasih kembali.”
Banyak hal soal etiket yang bisa Anda masukkan dalam permainan peran ini. Yang penting lagi, pastikan juga bahwa peran anak dalam permainan sandiwara ini sesuai dengan usianya.
-vivanews.com-
Ketika Anda melihat si kecil berbuat kenakalan, entah itu di rumah, saat jalan-jalan di mal, atau ketika berkunjung rumah tetangga, mungkin secara refleks Anda akan berteriak, “Berhenti!” Atau, bisa jadi Anda akan memukul si kecil agar tidak melanjutkan perbuatannya.
Tahukah Anda, menurut pakar psikologi anak, menangani anak nakal dengan cara berteriak atau memukul dapat menimbulkan efek negatif pada emosi si kecil. Agar disiplin bisa dilatih sejak dini, kenali cara lain yang lebih efektif untuk buah hati Anda, seperti dikutip dari laman Modern Mom.
Beda usia, beda cara
Pertimbangkan usia anak Anda. Cara menanamkan disiplin pada anak tidak sama di tiap usia. Beda usia, beda cara. Misalnya, untuk anak berusia 15 bulan, Anda bisa menggunakan cara pengalihan perhatian untuk membuatnya disiplin. Berbeda dari anak usia yang lebih muda atau lebih tua dari itu, Anda mengabaikan mereka jika merengek-rengek atau bertindak tidak tepat, untuk mendapatkan perhatian Anda.
Beri contoh
Contohkan perilaku yang baik agar si kecil menirunya. Menurut penelitian, teknik itu selalu direspon baik oleh anak-anak. Sebab, memberi si kecil contoh dari apa yang harus dilakukan, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Anak-anak lebih mudah meniru perilaku orang dewasa. Mereka lebih mudah menerima pendekatan itu dari pada diberi tahu apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Berpegang pada aturan
Tetaplah berpegang pada aturan yang Anda tetapkan untuk buah hati. Setelah memberitahu harapan Anda pada si kecil, hal ini akan memperkuat perilaku yang ingin Anda lihat dari si kecil.
Beri penghargaan
Anda harus ingat untuk selalu menghargai anak Anda setiap kali dia menunjukkan perilaku baik. Lontarkan pujian kepada si kecil tidak hanya lewat kata-kata, tapi juga menawarkan hadiah favoritnya. Si kecil tentu akan merasa Anda benar-benar bangga pada dirinya sendiri.
Ungkapkan ketidaksetujuan Anda
Selalu ungkapkan pendapat Anda jika Anda merasa tingkahnya tidak tepat. Jelaskan kepadanya tentang perilaku yang tidak baik itu. Mengekspresikan pendapat Anda merupakan pendidikan keluarga yang bagus. Ini akan efektif mengubah perilaku si kecil.
Konsekuensi
Jika anak tidak disiplin atau melakukan kesalahan untuk pertama kalinya, segera ungkapkan kalau ia bersalah. Hal itu untuk menghindari ia melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Katakan juga padanya setiap kesalahan memiliki konsekuensi, salah satunya adalah hukuman. Hukuman bisa berupa tidak mengizinkannya menonton televisi beberapa hari atau memotong uang jajannya sementara waktu.
Jangan berikan hukuman fisik seperti memukul, hal itu hanya akan menimbulkan trauma dan bisa meregangkan hubungan Anda dengannya. Memberikan hukuman atau konsekuensi atas kesalahan anak juga melatih perkembangan psikologisnya. Mereka jadi lebih peka dan berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu kesalahan.
Seperti dikutip dari Times of India, temuan ini berdasarkan analisa British Household Panel survei pada 1.200 anak dan remaja yang berusia antara 11 hingga 15 tahun. Anak muda yang mengatakan bahwa mereka selalu berbicara tentang berbagai hal pada ayahnya hampir setiap hari, skor kebahagiaannya mencapai 87 persen.
Sedangkan, yang jarang berbicara skor kebahagiannya 79 persen. Mereka mengatakan bahwa hampir tidak pernah atau jarang kepada ayahnya. Lalu, hampir setengah dari para anak muda, 46 persen, mengatakan mereka sangat sulit untuk berbicara topik penting pada sang ayah.
Penelitian dari komisi Children Society, Inggris juga menunjukan, para anak muda makin jarang berbicara pada ayahnya tentang isu-isu penting seiring pertambahan umurnya. Data menunjukan 42 persen, anak usia 11 tahun, lebih sering berbicara pada ayah mereka, dibandingkan anak 15 tahun, presentasenya hanya 16 persen.
Dari analisa diketahui ada sedikit perubahan selama bertahun-tahun dengan proporsi yang sama. Sebanyak 30 persen dari orang muda yang berbicara pada ayah mereka tentang sesuatu yang penting lebih dari hanya satu kali dalam seminggu.
Brand Manager Anmum System, PT Fonterra Brands Indonesia, Muliaman Mansyur, mengatakan saat lahir setiap bayi memiliki sekitar 100 miliar sel otak, namun kecerdasan anak tidak ditentukan oleh banyaknya sel otak melainkan jumlah terjadinya hubungan antarsel otak yang disebut dengan sinaps.
Stimulasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan untuk mendorong terjadinya hubungan antarsel otak bayi. Kekuatan dan jumlah hubungan antarsel syaraf tersebut menjadi dasar untuk membantu proses belajarnya menjadi semakin cepat.
Tanpa stimulasi yang baik dan tepat, perkembangan otak bayi menjadi kurang optimal, akibatnya sinaps yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Untuk itu sangat penting artinya pemberian stimulasi secara rutin pada anak.
"Stimulasi perlu dilakukan secara rutin karena setiap kali anak berpikir atau memfungsikan otaknya, akan terbentuk sinaps baru untuk merespons stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus-menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis membuat fungsi otak akan makin baik," katanya, siang ini.
Dikatakan, orang tua memiliki peranan yang besar dalam memberikan stimulasi dan mengembangkan pola asuh anak, namun akibat kesibukan sehari-harinya terkadang orang tua tidak dapat memberikan perhatian penuh kepada anak.
Salah satu metode yang dipakai untuk menyiasati kebersamaan yang berkualitas dalam waktu sempit adalah dengan menggunakan floor time yakni orang tua dan anak menghabiskan waktu bersama, selama 20-30 menit tanpa interupsi untuk berinteraksi dan bermain.
Konsep-konsep yang harus diperhatikan dalam floor time adalah orang tua harus menyesuaikan permainan dengan minat anak, mencurahkan kasih sayang, dan memancing anak untuk merespons apa yang orang tua katakan dan lakukan.
"Floor time dapat mendekatkan hubungan orang tua dan anak, memperbaiki komunikasi dan sebagai wadah bagi orang tua dan anak untuk mencurahkan perasaan serta gagasan," katanya
Hamid menyebutkan, salah satu hal yang mengakibatkan minimnya standar program PAUD tersebut, adalah karena kurangnya sumber daya pelaksanaan di lapangan. "Meskipun pada tahun 2009 lalu Kemdiknas sudah mengeluarkan standar PAUD, namun masih ada saja PAUD yang muncul hanya bermodalkan semangat dan tanpa persiapan yang matang," ungkap Hamid di Jakarta, Senin (13/12).
Hamid menjelaskan, tahun 2010 ini Kemdiknas telah menyusun standar sebagai turunan standar PAUD, yang nantinya akan dijadikan suatu instrumen yang berfungsi untuk menata seluruh lembaga-lembaga PAUD. "Dengan begitu, ke depannya kita akan tata betul-betul lembaga-lembaga PAUD yang tidak layak dan cenderung tidak memberikan layanan yang optimal," tukasnya.
Lebih jauh, Hamid menambahkan, anggaran PAUD untuk tahun 2010 sendiri mencapai sebesar Rp 979 miliar. Sedangkan untuk tahun 2011 mendatang, Hamid memastikan akan bertambah dari anggaran sebelumnya, lantaran adanya reorganisasi yakni masuknya TK ke Ditjen PAUD. Sebelumnya, (pendidikan) TK ditangani langsung oleh Ditjen Mandikdasmen. "Tahun 2011 nanti, anggaran untuk PAUD diperkirakan mencapai Rp 1,4 triliun," sebutnya.
Sebelumnya, untuk mencapai tahapan penyusunan akreditasi PAUD, Direktur PAUD, Sudjarwo Singowidjoyo mengatakan, Kemdiknas telah melakukan pertemuan tingkat nasional program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Pertemuan tersebut mengusung tema "Memperkokoh Komitmen Bersama untuk Mengembangkan PAUD dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa".
"Rapat koordinasi ini dianggap sangat penting, mengingat PAUD merupakan salah satu program prioritas dari Kemdiknas, yang tentunya memiliki nilai strategis dalam pengembangan karakter bangsa di masa yang akan datang," ucapnya.
Secara khusus, kegiatan ini disebutkan bertujuan untuk memperkokoh komitmen antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pengembangan program PAUD. Selain itu, program pengembangan PAUD juga didukung oleh bantuan dari Bank Dunia, Ibu Sheila Town dan Kerajaan Belanda, sesuai dengan nota kesepakatan program pengembangan PAUD di provinsi/kabupaten.
Ceritakanlah segala hal yang Anda alami atau lakukan sehari-hari. Lalu, mintalah si kecil melakukan hal yang sama. Cara ini akan menambah kemampuan berbahasa anak juga wawasannya.
Perkenalkan si kecil pada buku-buku dan gambar sesuai dengan usianya. Bacakanlah buku cerita dan tunjukkan gambar-gambar menarik untuk menambah pengetahuannya. Mintalah ia menceritakan kembali apa yang telah Anda bacakan. Mintalah juga si kecil menyebut keterangan gambar yang ditunjukkan sebelumnya.
Bermainlah dan berkomunikasi dengan posisi wajah sejajar dengan ketinggian anak. Jangan ambil jarak, ikutilah permainannya. Jika si kecil bermain di lantai, duduklah juga di lantai. Lewat cara ini, anak akan nyaman karena merasa dekat dengan Anda.
Secara bergantian, jadilah pemimpin dan pengikut. Ketika menjadi pemimpin, mintalah anak untuk memilih permainan juga aturan permainannya. Dengan demikian, anak akan lebih mengenal peran lain dan memicunya berfikir kreatif. Sebaliknya, ketika menjadi pengikut, anak akan mengikuti aturan main Anda. Cara ini mengenalkannya pada sikap kepatuhan dan toleransi.
Mengajak si kecil jalan-jalan ke tempat-tempat yang sesuai dengan usianya, seperti kebun binatang dan taman bermain akan menambah wawasannya. Lewat suasana bermain, ia akan cepat mempelajari hal-hal baru.
ANAK cerdas menjadi dambaan setiap orangtua. Cerdas berarti mampu beradaptasi dengan lingkungan serta mampu memecahkan masalah dalam situasi tertentu. Kecerdasan anak tak dapat lepas dari perkembangan otaknya sebagai pusat tumbung kembang.
Keseimbangan otak kanan dan otak kiri diperlukan agar buah hati Anda tumbuh menjadi anak yang cerdas. Fungsi otak kiri terkait dengan kemampuan tata bahasa, berhitung, daya ingat, logika, yang umumnya terdapat pada pendidikan formal. Sedangkan fungsi otak kanan berhubungan dengan penalaran seni, sosialisasi, kreativitas, juga pengendalian emosi.
Karena itu, stimulasi otak kanan maupun otak kiri penting dilakukan agar memiliki kemampuan seimbang. Stimulasi itu harus dilakukan sedini mungkin, mengingat si kecil sangat peka terhadap stimulasi pada masa prenatal atau sebelum kelahiran hingga empat tahun usia anak.
Meski demikian, orangtua biasanya lebih terfokus pada stimulasi otak kiri anak, mulai dari mengajarinya berbicara, membaca hingga berhitung. Tak kalah pentingnya, stimulasi otak kiri, dengan musik misalnya.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa musik meningkatkan kualitas hidup anak. Musik dapat memperkuat bayi prematur. Bahkan, mendengarkan musik 40 menit sehari selama empat hari berturut-turut ternyata mampu menaikkan berat badan, menurunkan tekanan darah juga memperkuat detak jantung.
Menumbuhkan kesukaan anak pada musik dapat dilakukan dengan membiasakannya mendengarkan musik di sela aktivitasnya, saat hendak tidur, atau menyanyilah untuknya sembari mengajarkan lagu-lagu sesuai dengan usianya.
-suaramerdeka.com-