Featured Posts

Paud, Jembatan Keunikan AnakPaud, Jembatan Keunikan Anaktuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya.....

Readmore

kunci penting kembangkan bakat anakKunci Penting Kembangkan Bakat AnakBAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya....

Readmore

pengembangan bakat disesuaikan dengan kebutuhan anakPengembangan Bakat Disesuaikan dengan Kebutuhan AnakKUNCI lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan bakat anak adalah dengan selalu berpijak pada kebutuhan anak....

Readmore

Rss

Mengembangkan Bakat Anak


Sejak usia dini, anak memiliki potensi yang sangat besar. Kapasitas otak anak pada usia 6 bulan sudah mencapai sekitar 50 persen dari keseluruhan potensi orang dewasa. Otak seorang anak ternyata sangat luar biasa. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan intelektual otak yang sangat cepat.


Berdasarkan penelitian tiga pakar pendidikan anak dari Amerika, yakni Dr Keith Osborn, Dr Burton L. White, dan Prof Dr Benyamin S. Bloom, tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50 persen. Oleh karena itu, pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai golden age (masa keemasan), karena si anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang masuk. Si anak akan mampu menghafal banyak sekali?? informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dan sebagainya.


Hingga usia 8 tahun, anak telah memiliki tingkat intelektual otak sekitar 80 persen. Perkembangan intelektual otak ini relatif berhenti dan mencapai kesempurnaannya (100 persen) pada usia 18 tahun. Jadi setelah usia 18 tahun, intelektualitas otak tidak lagi mengalami perkembangan.


Oleh karena itu, jika para orangtua menyia-nyiakan kesempatan golden age pada masa kanak-kanak, berarti mereka telah kehilangan satu momen yang sangat baik untuk memberikan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya. Salah satu kebiasaan buruk para orangtua adalah menenggelamkan si anak dalam buaian mereka pada usia 3 - 6 tahun, sehingga sebagian besar anak kehilangan kesempatan untuk mengasah potensi.


Pendidikan orangtua terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Anak yang memiliki bakat tertentu, jika tidak diberikan rangsangan-rangsangan atau motivasi dari orangtua dan lingkungannya, tidak akan mampu memelihara, apalagi mengembangkan bakatnya. Berdasarkan sebuah penelitian, di sekolah ditemukan kurang lebih 40 persen anak berbakat tidak mampu berprestasi setara dengan kapasitas yang sebenarnya dimiliki (Achir, 1990). Akibatnya, sekalipun berkemampuan tinggi, banyak anak berbakat tergolong kurang berprestasi.


Untuk memberikan motivasi kepada anak berbakat, orangtua atau pendidik perlu melakukan penelaahan agar dapat mengenali ciri-ciri, kebutuhan dan kecenderungan si anak yang relatif berbeda-beda. Setelah hal-hal tersebut diketahui, orangtua atau pendidik akan lebih mudah untuk menciptakan susana yang cocok bagi perkembangan bakat si anak.


Menurut Renzulli, keberbakatan meliputi tiga cluster ciri, yaitu kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (above average ability), kreativitas yang kaya (creativity), dan pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).


Seorang anak berbakat biasanya mudah dikenali, karena berbeda dan memiliki kelebihan dibanding dengan anak-anak sebayanya. Anak yang memiliki kreativitas tinggi biasanya memiliki ciri-ciri : punya rasa ingin tahu yang besar, aktif dan giat bertanya serta tanggap terhadap suatu pertanyaan. Selalu ingin meneliti sesuatu, cenderung mencari jawaban yang memuaskan, serta mempunyai daya imajinasi yang tinggi.


Seorang berbakat, menurut Dr. Yaumil Agoes Achir, selain memiliki keunggulan intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif. Pendekatan terhadap mereka yang berbakat yang terbatas pada intelektual belaka akan mengganggu keseimbangan perkembangannya. Kecerdasan emosional juga turut menentukan keberhasilan bakat seorang anak.
-bamboomedia.net- 

Leave a Reply