Featured Posts

Paud, Jembatan Keunikan AnakPaud, Jembatan Keunikan Anaktuntutan orang tua yang merasa bangga dan menuntut anak usia dini mahir calistung bukan lagi cara pandang tepat. Selain belum waktunya, juga melanggar hak anak bermain. Efeknya.....

Readmore

kunci penting kembangkan bakat anakKunci Penting Kembangkan Bakat AnakBAKAT dalam diri anak merupakan anugerah sejak lahir yang musti disyukuri. Namun, orangtua tidak boleh hanya berdiam diri. Perlu stimulasi untuk mengasah bakatnya....

Readmore

pengembangan bakat disesuaikan dengan kebutuhan anakPengembangan Bakat Disesuaikan dengan Kebutuhan AnakKUNCI lain yang tak kalah pentingnya dalam pengembangan bakat anak adalah dengan selalu berpijak pada kebutuhan anak....

Readmore

Rss

Asah Kemampuan Berbahasa Lewat Dongeng


MEDAN- Kecerdasan berbahasa anak tak harus dikembangkan melalui belajar bahasa. Namun melalui penyampaian cerita berupa dongeng merupakan hal yang cukup memungkinkan.

Psikolog Kota Medan Irna Minaul mengatakan, penyampaian cerita baik itu cerita rakyat yang nyata, dongeng dan sebagainya, dapat meningkatkan kecerdasan berbahasa anak.

“Melalui cara ini seorang guru dapat merangsang kecerdasan intelegensia, kemampuan berpikir secara logis sistematis, kemampuan berinteraksi hingga selera berbahasa dan seni,” terangnya kepada wartawan, Rabu (17/11).

Nah, lanjutnya, cerita-cerita ini tak boleh dilepas begitu saja dari sisi pengembangan pendidikan. “Karena kecerdasan hati yang meliputi kecerdasan emosional dan spiritual terdapat pada cerita-cerita yang kita lontarkan kepada anak,” kata Irna.

Menurut Irna, jika selama ini asupan pendidikan lebih ditekankan pada pengembangan kecerdasan intelegensia anak didik, lewat cerita-cerita ini juga bisa. “Hal ini dapat mengasah kecerdasan hati, karena banyak cerita-cerita baik yang berasal dari nusantara maupun dari mancanegara mengusung nilai moral dasar,” tuturnya seraya menambahkan, penyampaian cerita-cerita ini juga mampu merangsang imajinasi dan kreativitas anak.

Lebih lanjut Irna mengatakan, kesadaran berdisiplin dapat ditanamkan melalui cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.

Irna mengatakan, anak usia dini terutama di bawah usia lima tahun memiliki aktivitas yang spontan, alami, dan sangat bersemangat untuk mengetahui hal-hal yang baru ditemui atau dialaminya. “Oleh sebab itu, setiap guru yang bercerita perlu memahami kondisi anak didik, terutama proses tumbuh kembang kreativitasnya,” ujarnya.
 
Irna berharap, para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki minat tinggi dalam hal membaca dan mengasah keterampilan berkomunikasi sebagai bekal bercerita kepada anak atau siswa.


-hariansumutpos.com-




Leave a Reply